Antam Terima Dana Penyertaan Modal Negara Rp 3,5 Triliun  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 26 Oktober 2015 15:18 WIB

Tambang bauksit. ANTARA/Henky Mohari

TEMPO.CO, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) telah menerima dana penyertaan modal negara (PMN) dalam penerbitan saham baru atau rights issue sebesar Rp 3,5 triliun.

Direktur Utama Antam Tedy Badrujaman, dalam siaran pers di Jakarta, Senin, 25 Oktober 2015, mengemukakan bahwa pemerintah telah mencairkan dana sebesar Rp 3,5 triliun untuk melaksanakan haknya dalam rights issue Antam.

PMN ini membuktikan pemerintah sangat mendukung industri pertambangan di Indonesia dan merupakan wujud dukungan pemerintah terhadap UU Minerba yang mendorong industri untuk menghasilkan produk dengan nilai tambah yang tinggi. "Proses rights issue berjalan dengan baik, beberapa investor utama juga sudah menyatakan minatnya untuk melaksanakan haknya," katanya.

Ia menyampaikan bahwa total dana yang diraih dari hasil rights issue sebanyak-banyaknya sebesar Rp 5,4 triliun. Sebesar Rp 3,5 triliun akan dipergunakan untuk penyelesaian pembangunan Proyek Pabrik Feronikel Haltim Tahap I, yang akan meningkatkan kapasitas produksi feronikel sebesar 13.500-15.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun.

Sedangkan sisanya, kata dia, akan digunakan untuk membiayai modal kerja yang terkait dengan kegiatan operasional Antam serta biaya pengembangan usaha perseroan dalam kaitan dengan peningkatan kapasitas produksi.

Ia mengatakan komitmen investasi berkelanjutan Antam dalam kapasitas produksi feronikel akan memperkokoh perseroan sebagai produsen logam dasar dan logam mulia yang terintegrasi secara vertikal, sehingga meningkatkan daya saing dan nilai tambah dalam pasar global.

"Antam terus berupaya menjadi produsen feronikel dengan biaya terendah dengan didukung sumber cadangan yang berskala besar, sehingga menjadikan Antam sebagai salah satu pemain utama dalam industri feronikel," kata Tedy.

Dalam kondisi harga komoditas dunia yang belum optimal, ia mengatakan perseroan tetap berupaya meningkatkan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya untuk menjaga margin profitabilitas.

"Hal ini sangat penting untuk menjaga kesinambungan usaha dalam kondisi saat ini, di mana hanya produsen yang efisien yang dapat bersaing di dalam industri feronikel dan Antam memiliki keunggulan dalam hal ini," tuturnya.

ANTARA

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

16 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

2 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

6 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

10 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

10 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

10 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

11 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

13 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

17 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya