BI Prediksi Semester II Ekonomi Lebih Baik, tapi......

Reporter

Jumat, 23 Oktober 2015 11:33 WIB

Gubernur BI Agus DW Martowardojo, resmikan penerbitan uang NKRI pecahan seratus ribu rupiah di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, 18 Agustus 2014. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memprediksi ekonomi akan lebih baik pada semester kedua. Ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga akan mencapai 4,85 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 4,7 persen dan kuartal kedua 4,67 persen.

Agus mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga akan didorong oleh belanja infrastruktur. Indikator lain adalah penyaluran kredit yang meningkat dari 10 persen pada Agustus lalu, menjadi 11 persen pada Oktober.

Tekanan terhadap nilai tukar mereda pada awal Oktober 2015. Dengan demikian, depresiasi rupiah sejak awal tahun hingga 22 Oktober 2015 sebesar 9,7 persen.

Menurut Agus, dalam rapat dewan gubernur (RDG) pada September lalu, fundamental ekonomi domestik dalam kondisi cukup baik. Dalam RDG tersebut, inflasi pada akhir tahun ini diproyeksikan 3,6 persen. Angka tersebut lebih baik dari proyeksi RDG sebelumnya yang mencapai 4,3 persen.

Transaksi berjalan, kata dia, juga menunjukkan perbaikan. Sepanjang 2015 defisit transaksi berjalan diperkirakan mencapai 2,1 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka defisit ini lebih baik dari tahun lalu yang mencapai 3,1 persen.

Untuk kuartal ketiga, Agus memprediksi defisit transaksi berjalan dapat mencapai 1,85 persen dari PDB. “Sepanjang tahun ini kondisi ekonomi kuartal 1-3 lebih baik dari tahun lalu,” kata Agus di Direktorat Jenderal Pajak, Kamis, 22 Oktober 2015.

Meski kondisinya lebih baik dari tahun lalu, Bank Indonesia masih terus mewaspadai tekanan dalam beberapa bulan ke depan. Inflasi, kata Agus, masih akan tertekan.

Dari sisi eksternal bersumber dari pelemahan nilai tukar seiring melemahnya daya beli. Dari domestik, bersumber dari dampak El Nino dengan intensitas kuat sejak Agustus yang diikuti naiknya harga beras.

Dari sisi eksternal, Bank Indonesia juga harus mewaspadai beberapa hal. Beberapa hal tersebut adalah perkembangan ekonomi Cina, pengelolaan nilai tukar Cina, normalisasi suku bunga The Fed, dan berlanjutnya pelemahan harga komoditas.

TRI ARTINING PUTRI


Baca juga:
Dewie Limpo Terjerat Suap: Inilah 7 Fakta Mencengangkan
Skandal Suap: Terkuak, Ini Cara Dewie Limpo Bujuk Menteri

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

3 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya