Ini Oleh-oleh Menteri Keuangan dari Pertemuan IMF di Peru
Editor
Agus Supriyanto
Kamis, 15 Oktober 2015 16:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro baru saja kembali ke Tanah Air setelah menghadiri pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan G-20 di Lima, Peru, pada 9-11 Oktober lalu. Ia pun menyampaikan paparan garis besar pertemuan tersebut, khususnya yang berhubungan dengan situasi ekonomi global saat ini.
“Intinya, kondisi ekonomi dunia yang dianggap berisiko terbesar terkait dengan mata uang dan perlambatan pertumbuhan adalah gejolak ekonomi di Cina,” ujarnya saat ditemui setelah rapat Badan Anggaran di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis, 15 Oktober 2015.
Bambang menuturkan ada tiga negara emerging yang menjadi fokus bahasan, yaitu Cina, Brasil, dan Turki. Tiga negara ini disebutnya sebagai negara yang kira-kira memiliki risiko signifikan terhadap gejolak perekonomian global.
Sedangkan untuk negara maju, menurut dia, masih berkonsentrasi terhadap kenaikan tingkat suku bunga Amerika Serikat. Sebagian pihak menginginkan adanya kepastian, sebagian lainnya menginginkan kenaikan tersebut ditunda terlebih dulu. “Tapi yang paling penting buat kita sebenarnya adalah kepastian, karena itu yang bisa agak meredam pergerakan rupiah,” kata Bambang.
Sebelumnya, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk kedua kalinya pada tahun ini. IMF meramalkan ekonomi global pada tahun ini hanya akan tumbuh 3,1 persen dan menjadi 3,6 persen pada tahun depan.
Apabila terbukti, pertumbuhan ekonomi tahun ini akan lebih rendah dari pertumbuhan tahun lalu sebesar 3,4 persen. Juli lalu, dalam World Economic Outlook Update 2015, IMF memperkirakan ekonomi dunia tumbuh 3,3 persen pada 2015.
GHOIDA RAHMAH