Jokowi Ingin Babat Habis Produk Ilegal  

Reporter

Senin, 12 Oktober 2015 15:57 WIB

Petugas menurunkan kardus berisi produk jamu dan kosmetik ilegal, dari atas truk untuk dibakar di TPA Jatibarang, Semarang, 10 Februari 2015. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan perdagangan ilegal akan mematikan produsen dalam negeri karena tidak bisa bersaing. Selain merusak, barang-barang ilegal melemahkan industri dalam negeri. "Kalau ini tidak segera dihilangkan, kita habisi," ucapnya sebelum memimpin rapat terbatas terkait dengan perdagangan dan impor ilegal di Kantor Presiden, Senin, 12 Oktober 2015.

Barang-barang ilegal juga membuat orang malas berproduksi, mengganggu pasar dalam negeri dan keuangan negara, serta melemahkan daya saing. Untuk itu, dalam rapat tersebut, Jokowi ingin langkah konkret untuk mengatasi perdagangan dan impor ilegal.

Menurut Presiden, bila masalah perdagangan ilegal dapat diatasi dengan baik, neraca perdagangan dapat diperbaiki. Jokowi menjelaskan, produk-produk impor ilegal itu antara lain pakaian jadi, kosmetik, elektronik, dan produk pangan, seperti beras. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini ingin permasalahan tersebut benar-benar menjadi perhatian pemerintah.

Presiden mengaku telah mendengar banyak modus, seperti penyelundupan bea masuk, pajak penghasilan, dan pajak pertambahan nilai, yang terjadi di pelabuhan. Menurut dia, dalam hal ini, ada tiga pihak yang bekerja sama: importir, pengusaha pengurusan jasa yang berkaitan dengan kepabeanan, dan oknum, terutama dari Bea-Cukai.

Pembeli barang, yang biasanya dengan arahan dari Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan, meminta eksportir negara asal membuat ekspor dokumen, baik invoice packing list maupun bill of lading (BL), yang diatur dengan nama barang dalam harmonized system pada barang tertentu yang bea masuknya nol. "Padahal produsen di sini kalau impor bahan baku terkena PPN, PPH, bea masuk. Ini yang membuat daya saing kita kalah," tutur Presiden.

Oknum, ujar Jokowi, biasanya meminta harga borongan per kontainer. "Saya sudah mendapatkan datanya bahwa harga itu bervariasi, bergantung pada barang yang diimpor."

Harga produk benang bisa mencapai Rp 120 juta per kontainer, produk kain Rp 150 juta per kontainer, pakaian jadi Rp 200 juta per kontainer, dan barang elektronik lebih mahal harganya daripada barang-barang yang disebutkan sebelumnya. "Ini harus disikapi serius, terutama yang berkaitan‎ instansi-instansi yang berkaitan dengan barang masuk," katanya.

ALI HIDAYAT




Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

12 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

15 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

19 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

22 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya