Rupiah Terus Menguat, Darmin Nasution: Masalah Belum Selesai  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Jumat, 9 Oktober 2015 17:35 WIB

Darmin Nasution

TEMPO.CO, Jakarta- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan tren penguatan rupiah bukan berarti permasalahan ekonomi sudah selesai. Menurut Darmin, pemerintah akan tetap waspada.


“Ekonomi di dunia belum selesai persoalannya, apalagi ekonomi kita,” ucap Darmin di kantornya Jumat, 9 Oktober 2015. “Jangan menarik kesimpulan seperti itu (permasalahan sudah selesai), tapi yang jelas tendensinya bagus,” katanya. Darmin optimistis rupiah akan terus menguat.

Menurut dia, penguatan rupiah, antara lain, terjadi akibat kecenderungan orang membeli dolar dan berhentinya spekulasi. “Itu membuka kesempatan rupiahnya menguat dan selanjutnya akan lebih membuka kesempatan bagi dunia usaha untuk mengambil keputusan mengenai bisnis,” kata dia.

Darmin mengatakan keadaan ini akan membuka kesempatan dunia usaha untuk mengambil keputusan bisnis. Pasalnya, paket kebijakan ekonomi pemerintah seharusnya ditanggapi lebih bagus sebagai insentif untuk memulai bisnis.

Sebelumnya, Darmin menuturkan aspek psikologis menjadi sentimen penguatan rupiah. “Orang melihat macam-macam bahwa ini serius baik dan membuat orang lebih optimistis, antara lain deregulasi,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan.

Hingga siang ini, Jumat, 9 Oktober 2015, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat menjadi Rp 13.491 dibandingkan dengan posisi sebelumnya Rp 13.887 per dolar AS.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, di Jakarta, mengatakan di dalam negeri, ketersediaan dolar AS terus bertambah menyusul beberapa kebijakan pemerintah (paket kebijakan ekonomi) menjadi salah satu sentimen positif bagi mata uang rupiah.

"Kebijakan ekonomi oleh pemerintah ditambah kebijakan moneter dari Bank Indonesia direspons positif kalangan pelaku pasar uang," katanya.

Ia mengatakan sentimen harga minyak mentah dunia yang dalam beberapa hari terakhir ini berada dalam tren penguatan menambah sentimen positif bagi rupiah dan mata uang negara berkembang lainnya. Minyak mentah dunia saat ini mulai bergerak ke level US$ 50 per barel.

"Penguatan yang terjadi pada rupiah ini tentunya diharapkan masih dapat berlanjut. Meski rawan aksi ambil untung oleh spekulan, sifatnya belum signifikan mengingat sentimen di dalam negeri masih cukup baik," katanya seperti dikutip dari Antara.




AHMAD FAIZ IBNU SANI

Berita terkait

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

7 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

8 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

9 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

9 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

9 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

10 hari lalu

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal dampak putusan MK yang menolak seluruh gugatan sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

10 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tembus Rp16.100, Mirip dengan Kurs Krismon Mei 1998

16 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tembus Rp16.100, Mirip dengan Kurs Krismon Mei 1998

Sejarah terulang lagi, nilai tukar rupiah melemah sampai ke titik di atas Rp16 ribu per dolar AS, sama seperti saat krisis moneter 1998.

Baca Selengkapnya