Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi berjoget dangdut bersama para TKI dalam acara pertemuan 1000 TKI dengan Diaspora Indonesia, di Ballroom XXI Djakarta Theater, 11 Agustus 2015. Pertemuan tersebut untuk memberikan motivasi, inspirasi dan pembekalan calon TKI agar memiliki kemampuan lebih setelah kembali ke Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menerima usulan Menteri Luar Negeri Meksiko Claudia Ruiz Massieu untuk mengadakan pertemuan bilateral antarpresiden di sela-sela pertemuan G-20 dan APEC mendatang.
“Pertemuan tersebut diharapkan membahas rencana kerja sama kedua negara, seperti rencana aksi yang sedang difinalisasi serta rencana penandatanganan kerja sama perikanan, olahraga, dan penelitian pertanian,” kata Retno dalam keterangan pers yang diterima Tempo, Rabu, 30 September 2015.
Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri mengangkat sejumlah isu, seperti Trans-Pacific Partnership (TPP), pembebasan visa bagi warga negara Indonesia, serta kerja sama di bidang perikanan, olahraga, dan penelitian pertanian. “Bergabungnya Indonesia tentunya akan menjadi kontribusi yang signifikan bagi TPP,” ucap Massieu.
Ia menyambut positif harapan Indonesia untuk dapat memberikan bebas visa kepada WNI yang ke Meksiko. “Ini timbal balik dari rencana pemerintah Indonesia yang akan membebaskan visa bagi sejumlah warga negara asing, termasuk Meksiko."
Meksiko adalah salah satu mitra Indonesia di bidang politik dan ekonomi. Pada 2014, nilai perdagangan Indonesia dengan Meksiko mencapai US$ 123,5 juta. Keduanya juga tergabung dalam kelompok negara MIKTA bersama Korea, Turki, dan Australia.
Selain dengan Meksiko, Indonesia meningkatkan kerja sama dengan Kazakhstan. Retno menuturkan Indonesia menyambut positif Joint Economic Minister’s Meeting yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Kazakhstan. Saat ini kedua negara sedang membahas nota kesepahaman kerja sama di bidang perminyakan dan gas bumi.