Rupiah Lemah, Pelaku Pasar Harus Terima Kenyataan  

Reporter

Jumat, 25 September 2015 11:07 WIB

Ilustrasi kurs rupiah dan mata uang Indonesia. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari NH Korindo Securities, Reza Priyambada, mengatakan pelaku pasar harus menerima kenyataan pahit bahwa rupiah belum menemukan momentum penguatannya. Setelah terimbas penguatan laju dolar AS karena penurunan harga komoditas global, laju rupiah belum didukung sentimen dalam negeri.

Pelemahan kembali rupiah mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di zona merah dan investor asing masih terus melepas sahamnya. “Transaksi asing kembali nett sell, dari net sell Rp 449,62 miliar menjadi Rp 690,42 miliar,” kata Reza dalam siaran persnya, Jumat, 25 September 2015.

Menurut Reza, pernyataan Bank Indonesia yang memprediksi kondisi ekonomi Indonesia belum menunjukkan perbaikan yang signifikan, secara tidak langsung mempengaruhi pelemahan laju rupiah. “Ini ditunjukkan dengan adanya defisit transaksi berjalan atau current account deficit dan defisit Neraca Pembayaran Indonesia,” katanya menjelaskan.

Faktor lain, ia melanjutkan, adalah melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia yang berpengaruh pada penurunan arus dana masuk. Gubernur BI menegaskan arus dana masuk atau capital inflow masih dalam tren minim sehingga transaksi finansial belum menjanjikan karena ketidakpastian di pasar global, terutama bersumber pada rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika.

Selanjutnya, pemangkasan target pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2016 dari 5,5 persen menjadi 5,3 persen juga dianggap semakin membuat rupiah tertekan. Tak berhenti sampai di situ, tekanan dari data manufaktur China yang di luar dugaan turun ke level terendah sejak 2009 juga memberikan pengaruh secara tidak langsung terhadap pelemahan rupiah.

Reza mengatakan, sepanjang belum ada hal positif yang dapat memberikan kenyamanan bagi para pelaku pasar maka pelaku pasar akan cenderung menjauhi pasar. Harapan akan penguatan rupiah pun menjadi berkurang sehingga membuat rupiah masih di zona merahnya.

Intervensi pasar oleh Bank Indonesia seperti yang dilakukan beberapa waktu lalu pun dinilai percuma. “Tidak ada gunanya bila tidak ada upaya perbaikan dari sisi pemerintah,” kata Reza.
Menurut Reza, intervensi sesaat hanya akan membuat rupiah menguat sesaat pula, namun tetap dalam pola tren menurun. Sepanjang belum ada kabar positif maka pelaku pasar akan cenderung menjauji pasar. “Meski demikian, tetap mewaspadai sentimen di pasar,” ujarnya.

MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya