TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Garuda Indonesia Airlines telah meminta kepada kreditornya untuk menunda pembayaran pokok pinjaman yang jatuh tempo pada akhir tahun. ?Kami sudah mengajukan restrukturisasi pengembalian pinjaman ke kreditor, kami minta pokoknya ditunda dan kami akan bayar bunganya saja akhir tahun,? jelas Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar, Rabu (7/12).Total utang floating rate notes (FRN) Garuda hingga akhir tahun mencapai US$ 150 juta. Sekitar US$ 48-50 juta dari nilai itu merupakan besaran pokok pinjaman.Adapun utang Garuda ke European Credit Agencies (ECA) tetap akan dibayar rutin tiap bulannya. Sebab pinjaman ke ECA digunakan untuk biaya sewa pesawat Airbus tipe A-330 . ?Jadi kita bayar tiap bulannya seolah harga sewa,? kata Emir.Garuda telah meminta kepada kreditornya untuk merestrukturisasi utang terkait dengan kondisi perusahaan tersebut. Sejak melambungnya harga bahan bakar avtur ditambah terjadinya bom Bali kedua, kondisi keuangan Garuda cukup kritis. Per September 2005 total kerugian Garuda mencapai Rp 350 miliar.Tenggat waktu restrukturisasi utang, menurut Emir, masih akan dibicarakan kembali dengan para kreditor. Dengan restrukturisasi utang itu setidaknya Garuda punya modal bagus untuk rencana bisnisnya tahun depan. ?Tapi itu sja sebenarnya tidak cukup, kami masih butuh support dari pemegang saham dan kreditor,? ujarnya.Khairunnisa