Presiden Jokowi melihat maket mesin bor "Antareja" pada peresmian perdana pengeboran MRT di Senayan, Jakarta, 21 September 2015. Mesin bor ini bobotnya mencapai sekitar 323 ton, mulai dari bagian kepala (cutterhead) hingga bagian akhir (backup cars). TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan proyek transportasi tak mungkin menghasilkan keuntungan. Untuk itu, pemerintahlah yang harus memutuskan proyek transportasi.
"Memang tranportasi di mana pun enggak akan mungkin untung. Oleh sebab itu, yang memutuskan harus pemerintah. Berapa subsidi yang diberikan nanti, misalya tarifnya, itu pemerintah," kata Presiden seusai peresmian pengoperasian perdana mesin bor bawah tanah Antareja Proyek MRT Jakarta, di kawasan Patung Pemuda Senayan, Senin, 21 September 2015.
Saat ia menjadi Gubernur DKI Jakarta, kata Jokowi, proyek MRT mendapat subsidi melalui penerapan ERP. "Atau kalau tidak, dari TOD (transit oriented development) yang bisa dikembangkan. Juga di kawasan stasiun juga nanti bisa menjadi income." Yang penting, kata dia, MRT harus terintegrasi dengan infrastruktur transportasi lain, seperti jalur busway, KRL, kereta bandara, LRT, dan kereta cepat.
Jokowi mengingatkan agar perkembangan proyek MRT terus dikomunikasikan kepada masyarakat sehingga tahu pembangunannya terus berjalan. “Masyarakat Jakarta sudah menunggu 20 tahun, sehingga tidak sabar. Dan terus bertanya-tanya, kapan jadinya, kapan jadinya,” katanya.
Pekerjaan konstruksi bawah tanah proyek MRT Jakarta akan menggunakan salah satu mesin bor yang biasa disebut sebagai tunnel boring machine (TBM). TBM yang pertama mulai beroperasi dari titik proyek MRT Patung Pemuda Senayan dan akan melakukan pekerjaan penggalian serta konstruksi terowongan jalur bawah tanah MRT ke arah utara menuju titik Setiabudi.
Mesin bor bawah tanah pertama ini disebut Antareja--nama yang diberikan Presiden. Mesin ini diharapkan akan bekerja tangguh setangguh tokoh Antareja, putra Bima, dalam cerita pewayangan. TBM ini akan mampu mengebor terowongan jalur bawah tanah MRT dengan kecepatan 8 meter per hari dan bekerja 7 hari dalam seminggu.