Wapres JK Tak Setuju Buy Back Saham  

Reporter

Rabu, 9 September 2015 15:45 WIB

Jusuf Kalla. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan tak selayaknya pemerintah melakukan pembelian saham kembali atau buy back. Menurut dia, krisis ekonomi tak bisa diselesaikan hanya dengan mengandalkan kebijakan moneter.

Langkah itu juga dinilainya tak tepat karena banyak ‎menguntungkan investor asing.‎ "Kalau yang dimaksud Pasar Senen atau Tanah Abang, saya setuju. Tapi, kalau pasar saham, 70 persen investornya asing," ucap Kalla dalam sambutannya pada acara bedah buku Reinventing Indonesia karya Ginandjar Kartasasmita di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Rabu, 9 September 2015.

Kondisi ini, ujar JK, berbeda dengan bursa saham di Cina yang 90 persennya dikuasai investor dalam negeri. JK meminta krisis ekonomi yang pernah dialami Indonesia dijadikan pengalaman. ‎

Menurut dia, jika pemerintah terlalu condong pada kebijakan moneter, dikhawatirkan ekonomi Indonesia akan banyak unsur monopoli. Sebaliknya, jika menggunakan demokrasi terbuka, ekonomi akan lebih transparan. ‎Kalla menilai yang harus dilakukan agar bisa keluar dari krisis adalah ‎meningkatkan produktivitas pada sektor riil.

"Agar yang terjadi pada 1998 dan 2008 tak terulang, produk dalam negeri harus ditingkatkan," tuturnya. Dengan begitu, ketergantungan pada investasi asing menjadi berkurang. Indonesia tak boleh terjebak pada konsep yang menyatakan semua masalah ekonomi bisa selesai hanya dengan mengandalkan kebijakan moneter. ‎
‎‎‎
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno sebelumnya mengatakan pemerintah akan membeli kembali saham atau buy back emiten pelat merah. Pembelian itu ‎dilakukan kepada 13 perusahaan negara yang mengalami penurunan harga saham karena terimbas melemahnya ekonomi. Pemerintah menyiapkan dana Rp 10 triliun yang diambil dari dana pensiun, asuransi, dan kas internal badan usaha milik negara. ‎

JK mengaku bukan sosok yang suka memanjakan pasar.‎ Selain tak sepakat dengan buy back, dia pernah menolak memberikan ‎penjaminan penuh terhadap dana deposan bank atau blanket guarantee saat krisis 2008. ‎Padahal saat itu banyak pihak yang menyarankannya menjaga kondisi perbankan dalam negeri. Upaya itu hampir saja dilakukan pemerintah. Namun, pada saat-saat terakhir, dia menolak meneken keputusan tersebut.

JK menganggap penjaminan justru bisa memicu hancurnya ekonomi. "Ekonomi bisa hancur kalau menjamin sesuatu yang diakibatkan oleh perampokan," ujarnya.‎ Bahkan dia menganggap penjaminan itu sama dengan melegalkan perampokan. "Kita menjamin bank asing, bank orang paling kaya, apa urusannya kita menjamin seperti itu."‎

FAIZ NASHRILLAH

Berita terkait

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

1 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ketahui pula soal saksi memberatkan dar KUHAP?

Baca Selengkapnya

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

1 hari lalu

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla atau JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ini tiga poin pembelaannya.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

1 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang kasus dugaan korupsi terdakwa Eks Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

2 hari lalu

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

Jusuf Kalla mengatakan bila direktur perusahaan harus dihukum karena merugi, maka seluruh BUMN Karya harus dihukum.

Baca Selengkapnya

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

2 hari lalu

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengatakan Karen Agustiawan sebagai Dirut Pertamina menjalankan perintah presiden.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Hadir di PN Tipikor, Bersaksi untuk Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

3 hari lalu

Jusuf Kalla Hadir di PN Tipikor, Bersaksi untuk Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla alias JK hadir sebagai saksi dalam sidang kasus dugaan korupsi di Pertamina

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

3 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

JK Jadi Saksi Meringankan Karen Agustiawan di Sidang Korupsi LNG Pertamina Hari Ini

3 hari lalu

JK Jadi Saksi Meringankan Karen Agustiawan di Sidang Korupsi LNG Pertamina Hari Ini

Jusuf Kalla alias JK akan bersaksi dalam sidang dugaan korupsi pengadaan gas alam cair (LNG) dengan terdakwa eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

3 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

Rabu, 15 Mei 2024, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla genap berusia 82 tahun. Ini perjalanan politik JK.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Akan Hadir sebagai Saksi Meringankan di Sidang Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

3 hari lalu

Jusuf Kalla Akan Hadir sebagai Saksi Meringankan di Sidang Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla akan hadir sebagai saksi meringankan dalam sidang dugaan korupsi pengadaan LNG dengan terdakwa Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya