Ekonomi Melambat, Gubernur BI Minta Pasar Domestik Diperkuat

Reporter

Editor

Agoeng Wijaya

Rabu, 2 September 2015 13:36 WIB

Gubernur BI Agus Martowardojo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyampaikan pentingnya negara berkembang yang sedang terpukul perlambatan ekonomi global untuk menguatkan pasar domestik. Menurut dia, penguatan pasar domestik diperlukan untuk memastikan adanya stabilitas perekonomian dalam negeri.

"Dengan kondisi perekonomian yang tak mengenakkan, sangat penting bagi pasar-pasar berkembang untuk mengembangkan pasar domestik," katanya dalam konferensi internasional BI dengan International Monetary Fund (IMF) di Jakarta pada Rabu, 2 September 2015. Ia mengatakan penguatan pasar dapat memperkuat ekonomi lokal.

Penguatan ini harus didukung juga oleh kebijakan dan pengambilan tindakan yang tepat serta menjaga stabilitas. Agus mencontohkan beberapa tindakan yang dilakukan BI untuk menjaga stabilitas, seperti memperbaiki sistem perbankan, memperkuat kebijakan makroprudensial, dan penerapan hedging.

Pembangunan infrastruktur juga dapat menjaga pertumbuhan ekonomi dan iklim bisnis. Namun, Agus menilai, Indonesia masih memiliki banyak kekurangan terkait dengan pembangunan dan investasi infrastruktur. "Investasi infrastruktur perlu pembiayaan jangka panjang. Bagaimana cara kita menyediakan pembiayaan itu?" ujarnya.

Dia juga mengatakan kondisi saat ini, dengan belanja pemerintah yang lemah, sumber pendapatan terbatas, serta kondisi perkonomian dunia yang tengah tak menentu, dinilai tak kondusif untuk para pengembang infrastruktur. Indonesia perlu usaha ekstra dalam hal pembiayaan pembangunan ini. Salah satu solusi yang ditawarkan, kata Agus, adalah public private partnership.

Hal serupa diungkapkan juga oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam kesempatan yang sama. Dalam pembangunan, ia merencanakan PPP sebagai sumber utama. Namun, meski sudah diimplementasikan sejak dulu, hingga kini tingkat keberhasilannya masih minim.

Untuk itu, Bambang merencanakan pembentukan Indonesia Development Bank (IDB) pada 2016, yang dilandaskan oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (PMI). Menurut dia, bank-bank di Indonesia saat ini lebih mudah melepas kredit konsumen ketimbang untuk pengembang.

Kesulitan pendanaan ini membuat investor enggan membangun infrastruktur. Bantuan pinjaman dana baru dapat diperoleh dari IMF atau Asian Development Bank.

Dengan adanya IDB, pengembang juga memiliki alternatif lokal dalam hal pendanaan. IDB dapat menjadi perwakilan pemerintah dan publik dengan pihak pengembang swasta.

URSULA FLORENE SONIA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya