Menteri ESDM, Sudirman Said. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said memastikan tidak ada relaksasi larangan ekspor nikel dan bauksit. Pemerintah, ujar mantan Direktur Utama PT Pindad itu, tetap fokus dengan pembangunan pabrik pemurnian mineral.
"Tidak ada relaksasi, yang ada bagaimana mendorong kegiatan investasi untuk hilirisasi. Kita konsisten dengan hilirisasi," kata Sudirman usai rapat koordinasi di Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa, 1 September 2015.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menyatakan pemerintah tidak akan mengubah peraturan yang sudah diberlakukan. "Jangan sempat dimulai spekulasi, oh ini smelter sudah terbengkalai lagi. Enggak. Kita pasti akan perhatikan itu," ujar Darmin.
Sebelumnya, sebanyak 21 perusahaan smelter dengan total investasi mencapai US$30 miliar menyatakan relaksasi larangan ekspor nikel dan bauksit akan membunuh perusahaan smelter dan kredibilitas Indonesia. Mereka pun merasa dipermainkan pemerintah.
Alexander Barus, Vice President Director PT Bintang Delapan Mineral, mengatakan PT Sulawesi Mining Investment telah menggelontorkan investasi US$ 2,3 miliar dalam membangun smelter nikel. “Jika ekspor mentah dibuka lagi, mati kita,” tuturnya.
Eddy S. Setiawan, Direktur PT Century Metalindo, penghasil nikel dan silicon mangan, mengatakan Presiden Joko Widodo harus menegaskan bahwa larangan ekspor mineral mentah tidak akan direlaksasi. Tujuannya guna menciptakan kepastian hukum bagi industri smelter.