Perajin tahu di Desa Kalisari Kecamatan Cilongok Banyumas sedang membuat tahu untuk dijual ke sejumlah pasar di Kabupaten Banyumas, (24/7). Mereka mengeluhkan kenaikan harga kedelai dalam sepekan terakhir ini dari Rp 6.000 menjadi Rp 8.000 perkilogram. Tempo/Aris Andrianto
TEMPO.CO, Jakarta - Produsen tahu di Kota Bekasi, Jawa Barat, terpaksa memperkecil ukuran tahu yang akan dijual ke konsumen akibat harga kacang kedelai makin mahal.
"Harga kedelai mahal akibat imbas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang mencapai kisaran Rp 14 ribu," kata Sakum, produsen tahu di Jalan Dewi Sartika, Bekasi Timur, Minggu, 30 Agustus 2015.
Dia tidak berani menaikkan harga jual tahu untuk menyiasati kondisi perekonomian yang sedang lesu. Namun ukuran tahu dibuat lebih kecil dari biasanya. "Serba salah, harga kedelai sudah naik. Yang awalnya Rp 6.900 per kilogram sekarang sudah Rp 7.500 per kilogram," katanya.
Selain itu, Sakum juga terpaksa memberhentikan dua pegawainya sambil menunggu perekonomian normal kembali.
Kondisi yang sama juga dialami Subhan, pedagang tahu di Pasar Baru Bekasi Timur, Kota Bekasi. "Kalau di pabrik harga naik, tentu kami naikkan juga harganya. Banyak pelanggan protes, tapi mau bagaimana lagi," katanya.
Tahu yang dijualnya saat ini dikurangi ukurannya sekitar 1-2 sentimeter dari biasanya guna menutupi kerugian."Kalau pelanggan biasanya sudah tahu ukuran tahu saya, makanya suka protes. Tapi setelah dikasih penjelasan, mereka mau mengerti," katanya.
Harga Kedelai Melesat, Produsen Tahu Tempe Minta Pemerintah Atur Pasokan
20 November 2023
Harga Kedelai Melesat, Produsen Tahu Tempe Minta Pemerintah Atur Pasokan
Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, mengatakan tren kenaikan harga kedelai ini akan berlanjut hingga Desember.