Rupiah Melemah, Jumlah UMKM Bakal Meningkat

Reporter

Minggu, 30 Agustus 2015 19:49 WIB

Pengunjung melintas di depan kerajinan patung di Pameran Interior dan Craft 2015 di JCC, Jakarta, 11 Juni 2015. Indonesia perlu penanganan khusus dalam meningkatkan kesiapan wirausaha UMKM untuk menghadapi MEA 2015. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Perindustrian Perdagangan Kota Yogyakarta mengatakan pertumbuhan usaha mikro kecil menengah (UMKM)akan meningkat seiring dengan melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika.

“Seperti saat krisis 1998 , sektor UMKM justru yang bertahan,” kata Kepala Bidang Sumber Daya UMKM Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto kepada Tempo.

Tri mengatakan sejak krisis 1998 silam, jumlah UMKM di Yogyakarta terus tumbuh dengan berbagai konsentrasi produk berbahan lokal yang makin beragam. Dari pendataan yang mulai dilakukan pada 2012 lalu, saat ini UMKM telah berjumlah 22. 916 unit.

“Dampak pelemahan rupiah ini, kami prediksi jumlah UMKM tumbuh hingga menjadi 23.200 unit, atau tumbuh 2 sampai 3 persen,” ujarnya.

Tri menuturkan, bertahannya sektor UMKM karena sebagian besar bahan bakunya mengandalkan produk lokal. Sebanyak 75 persen UMKM bergerak di bidang kuliner, 20 persen kerajinan, dan sisanya fesyen. “Justru dengan pelemahan rupiah ini kami dorong UMKM untuk berorientasi ekspor, agar makin berkembang usahanya,” ujar Tri.

Tri mengatakan dari 22 ribu UMKM yang ada saat ini, 80 persennya masih usaha skala mikro. Mereka yang berorientasi ekspor masih bisa dihitung dengan jari. “Yang menjadi kendala, belum banyak UMKM menyadari aspek legalitas dan syarat pendukung agar usahanya bisa menjangkau skala ekspor, ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama,” ujarnya.

Dalam forum antar UMKM yang digelar pemerintah kota Yogyakarta belum lama ini, dari 30 perwakilan UMKM yang diundang, hanya sepertiganya saja yang mengaku sudah memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP).

“Soal pengetahuan packaging (mengemas) produk, legalitas, dan pendukung kegiatan ekspor belum memadai meskipun kapasitas produksi mampu menjangkau,” ujarnya. Beberapa negara yang menjadi sasaran ekspor seperti UMKM bidang kerajinan di Yogya saat ini seputar Eropa dan Asia. Misalnya yang rutin dilakukan produksi kerajinan wayang kulit di Kelurahan Patangpuluhan.

Ketua Umum Komunitas UMKM Yogyakarta Prasetyo Atmosutidjo menuturkan, berkembangnya UMKM tak sesederhana ketika ada kondisi melemahnya rupiah seperti prediksi pemerintah.

Ia mencontohkan bisnis batik. Serbuan batik cap asal Cina sudah masuk ke pasar Beringharjo. Begitu pula dengan batu mulia, di mana untuk ring cincinnya sudah banyak dipasok asal Cina sehingga saat tren batu akik melambung, bukan perajin perak Kotagede yang untung. Melainkan makin besarnya impor asal Cina. “Dari Indonesia hanya sedia batu-nya saja,” ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO



Berita terkait

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

5 jam lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

6 jam lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

3 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

7 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

7 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya