Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan), mengikuti rapat koordinasi, di kantor Kemenko Maritim, Jakarta, 19 Agustus 2015. Rapat membahas target pengembangan pariwisata di DKI Jakarta sebagai destinasi wisata favorit kedua setelah Bali. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengadakan rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli serta Menteri Pariwisata Arief Yahya, Rabu, 19 Agustus 2015. (Lihat Video Ahok Resmikan Pasar Rakyat)
Dalam rapat tersebut, Rizal Ramli menyatakan pentingnya mengembangkan industri pariwisata di DKI Jakarta, khususnya pariwisata kemaritiman. Rizal menilai perlu ada strategi yang berpihak pada bangsa jika ingin mengembangkan sektor pariwisata untuk menjadi sumber devisa demi memperkuat rupiah.
"Ke depannya, sektor perhubungan akan tumbuh dengan pariwisata untuk menjadi sumber devisa. Misal, wisatawan mancanegara 2015 berjumlah 10 juta, lima tahun lagi sudah harus dua kali lipat menjadi 20 juta. Devisa yang banyak akan memperkuat rupiah," kata Rizal di kantornya di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu, 19 Agustus 2015. Rizal mengatakan "PR" pariwisata untuk DKI adalah kejelasan lokasi yang dijual.
Misalnya, kata Rizal, jika ke Maladewa wisata kemaritiman dan ke Singapura wisata belanja, Jakarta juga harus memiliki segmentasi yang jelas. Adapun sejumlah segmen pariwisata yang perlu dipopulerkan, menurut Rizal, adalah business tourism, wisata kemaritiman di Kepulauan Seribu, wisata kuliner, human brand activity seperti health and spa, dan art and culture tourism. Itu menjadi tugas Gubernur Jakarta Basuki.