Jokowi Ingin Ekonomi Tahun Ini di Atas 5,02 Persen

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 6 Agustus 2015 13:50 WIB

Presiden RI Jokowi tiba di Istana, didampingi Presiden Singapura, Tony Tan (belakang), dalam kunjungannya ke Singapura, 28 Juli 2015. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin pertumbuhan ekonomi tahun ini lebih baik dari tahun 2014 yang mencapai 5,02 persen. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menargetkan pertumbuhan ekonomi sedikit di atas 5 persen. "Lima persen atau di atas 5 persen sedikit," kata Bambang di kompleks kantor Presiden, Kamis, 6 Agustus 2015.

Untuk itu, Bambang ingin belanja modal terserap maksimal pada semester II tahun ini. "Jadi, kalau pada semester II kalau memang belanja modal bisa 85 persen, kita harus naik kira-kira 70 persen lebih di semester II dibanding realisasi semester I," ujarnya. Jokowi meminta kepada Bambang sebagai koordinator terkait dengan penyerapan anggaran untuk memastikan belanja modal pada semester II mencapai 70 persen.

Dia akan memberikan perhatian khusus tiga kementerian infrastruktur agar penyerapan belanja modal lebih kencang. Ketiganya adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertanian. "PU, kan, masih 20 persen perlu dijaga, Kementerian Perhubungan karena masih rendah juga harus dipercepat," tuturnya.

Bambang mengaku tidak memiliki terobosan untuk penyerapan anggaran belanja modal. Musababnya, Kementerian Keuangan sudah tak memblokir pencairan dan menghalangi dana. "Kalau ada permintaan segera dipenuhi. Tinggal kementerian atau lembaganya eksekusi proyeknya cepat saja. Tanda tangan kontrak dan pastikan jalan pencairan tahap pertama bisa dilakukan, tapi yang paling penting proyeknya jalan, bukan duitnya keluar," ucapnya.

Jokowi, kata dia, memaklumi kondisi perekonomian karena dipengaruhi kondisi global. Dia menuturkan semua orang pun tahu hampir tak ada negara yang pertumbuhan ekonominya pada triwulan kedua lebih baik dari triwulan pertama. "Kebanyakan menurun," katanya. Bahkan, jika dilihat dari besaran pertumbuhan, kata dia, sebenarnya pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif tinggi. Kebanyakan ekonomi negara lain tumbuh pada kisaran 2-3 persen.

"Tapi yang kita waspadai, kan, urusan kita sendiri, yaitu urusan kemiskinan dan pengangguran, jadi pertumbuhan harus tetap didorong ke 5 persen. Meskipun berat karena tren dunia itu melambat bukannya membaik," ujarnya.

ALI HIDAYAT

Berita terkait

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

1 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

4 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

5 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

8 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

17 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

18 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

18 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

20 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

22 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

23 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya