TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 1.153 hektare sawah di Kabupaten Kampar Provinsi Riau mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang terjadi di wilayah itu dalam tiga bulan terakhir.

Asisten I Sekretariat Daerah Kampar Ahmad Yuzar mengatakan kondisi ini hampir terjadi merata di beberapa daerah lainnya di Riau.

"Di Kampar kondisi kekeringan ini sudah di tahap mengkhawatirkan yang akibatnya 1.153 hektare sawah menjadi kering," katanya, Selasa (4 Agustus 2015).

Untuk menghadapi masalah ini, pihaknya menggelar rapat koordinasi dan bertemu langsung dengan dinas terkait, perwakilan petani, dan para ulama.

Pada pertemuan tersebut, pihaknya mendapati jumlah total luas lahan tanaman pangan di daerahnya mencapai 4.600 hektare, sedangkan 1.153 hektare yang mengalami kekeringan tersebar di enam kecamatan.

Pihaknya sedang mengupayakan langkah dan solusi jangka pendek untuk menjaga agar petani tidak mengalami kerugian besar akibat gagal panen.

"Tentu kami mengupayakan supaya petani tidak merugi terlalu besar, sampai saat ini kami sudah menerima data tentang potensi gagal panen lahan pertanian di Kampar dari Kelompok Petani Nelayan Andalan (KTNA) dan Dinas Pertanian," katanya.

Pada laporan itu, terjadi perbedaan yang cukup mencolok yaitu potensi kerugian yang dilaporkan KTNA mencapai 70%, sementara dari laporan Dinas Pertanian Kampar hanga sebesar 25%.

Dari perbedaan data ini, pihaknya tetap akan melakukan evaluasi dan menyiapkan solusi dan penyelesaian masalah petani itu.

"Ke depannya akan kami sinergikan antara pelaksanan dan perencanaan bidang pertanian, agar dapat menjawab masalah yang terjadi saat musim kemarau seperti sekarang," katanya.

Adapun luas lahan tanaman pangan di Kampar per kecamatan yang mengalami kekeringan yaitu di Kecamatan Kampar Utara seluas 423 hektare, Bangkinang 265,70 hektare, Kecamatan Kampar 55 hektare, Kampar Timur 142 hektare, Kuok 190,7 hektare, dan Salo 77,3 hektare.

BISNIS.COM