Simak Alasan Perusahaan Ini Beri Cuti Melahirkan 6 Bulan  

Reporter

Sabtu, 1 Agustus 2015 13:40 WIB

Ilustrasi Kehamilan. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu contoh perusahaan Indonesia yang telah menerapkan cuti melahirkan untuk para pekerja wanitanya selama enam bulan dan gaji tetap dibayar penuh adalah Opal Communication.

Chief Executive Officer Opal Communication Kokok Herdhianto Dirgantoro tak menyangka kebijakannya ini menggugah banyak orang.

Keputusan ini awalnya hanya didasari pada pengalaman pribadi istrinya yang saat hamil tidak mendapatkan cuti yang cukup. Sehingga ia berjanji akan berlaku adil pada karyawati jika sudah memiliki usaha sendiri.

“Selain alasan keadilan bagi pekerja, saya memiliki lima alasan pendukung kebijakan ini,” kata Kokok, Kamis, 30 Juli 2015.

Pertama, pihaknya ingin turut menciptakan generasi emas Indonesia, karena para bayi akan mendapatkan ASI eksklusif. Kedua, mengenai biaya kesehatan anak, karena anak yang disusuin secara sempurna memiliki daya tahan yang lebih baik, sehingga biaya kesehatan yang ditanggung kantor ataupun orang tua, akan lebih rendah.

Ketiga, karyawati jadi lebih tenang dalam proses melahirkan dan menyusui, sehingga bisa membantu menekan angka kematian ibu dan anak saat proses melahirkan. Keempat, keinginan untuk masa depan Indonesia lebih baik, karena asupan ASI ke anak lebih panjang, maka anak lebih sehat, kuat, dan cerdas.

Kokok mengatakan dalam jangka panjang, akan tercipta generasi yang memiliki produktivitas tinggi yang berkarakter baik dan meningkatkan growth domestic product (GDP) Indonesia, meningkatkan pajak, dan perekonomian.

Kelima, adalah keberhasilan dari negara lain seperti Vietnam yang sudah menerapkan cuti melahirkan enam bulan dan secara global kini sedang menduduki peringkat perekonomian terbaik di Asia. Bahkan sebagian juga ada cuti untuk bapak untuk mendampingi ibu dan anak lebih lama.

“Hal ini masuk akal, karena proses melahirkan dan menyusui pertama kali adalah masa yang kritis bagi istri, untuk itu perlu pendampingan suami agar istri tidak terkena baby blues syndrome,” jelas Kokok.

BISNIS.COM

Berita terkait

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

55 hari lalu

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

Sejumlah gagasan yang disampaikan Puan diadopsi pada joint statement di KTT Ketua Parlemen Perempuan.

Baca Selengkapnya

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

55 hari lalu

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

Peringatan International Women's Day Jogja 2024, Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM sebut mengusung tema "Mari Kak Rebut Kembali!"

Baca Selengkapnya

6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

8 Desember 2023

6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

Melakukan solo traveling untuk perempuan kini bukanlah hal yang mustahil. Berikut ini rekomendasi negara yang aman untuk solo traveling perempuan.

Baca Selengkapnya

Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

25 November 2023

Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

Kisah Juliana soal perempuan dan perjuangan atas hak-haknya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

11 Oktober 2023

Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

Indonesia kembali terpilih menjadi anggota Dewan HAM PBB periode 2023 - 2026 dengan perolehan suara tertinggi sepanjang sejarah pencalonannya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

7 Oktober 2023

Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

Penganugerahan Nobel Perdamaian kepada aktivis yang dipenjara, Narges Mohammadi, telah meningkatkan pengawasan terhadap hak-hak perempuan di Iran.

Baca Selengkapnya

Narges Mohammadi, Aktivis Iran yang Dipenjara, Menang Nobel Perdamaian 2023

6 Oktober 2023

Narges Mohammadi, Aktivis Iran yang Dipenjara, Menang Nobel Perdamaian 2023

Narges Mohammadi, aktivis hak perempuan asal Iran yang kini masih dipenjara, memenangkan Penghargaan Nobel Perdamaian 2023.

Baca Selengkapnya

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

5 Oktober 2023

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

Pilpres yang sedang berlangsung di Argentina menyoroti debat tentang hak perempuan dan akses aborsi.

Baca Selengkapnya

7 Film Inspiratif tentang Kesetaraan Gender, He Named Me Malala Salah Satunya

16 Juni 2023

7 Film Inspiratif tentang Kesetaraan Gender, He Named Me Malala Salah Satunya

Kesetaraan gender adalah isu yang terus diperjuangkan di seluruh dunia. Film memiliki kekuatan untuk mengangkat isu-isu sosial ini. Apa saja?

Baca Selengkapnya

KPU dan Komnas Perempuan Niat Hadirkan Pemilu 2024 yang Ramah Perempuan dan Inklusif

2 Juni 2023

KPU dan Komnas Perempuan Niat Hadirkan Pemilu 2024 yang Ramah Perempuan dan Inklusif

KPU dan Komnas perempuan bertemu untuk bicarakan Pemilu 2024 yang ramah perempuan dan inklusif. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya