Pasar Saham Semakin Terpuruk, PT Wika Realty Tunda IPO

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 30 Juli 2015 20:04 WIB

Layar elektronik Indeks Harga Saham Gabungan, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 16 Januari 2015. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Anak usaha Wijaya Karya, PT Wika Realty, memutuskan menunda penawaran saham perdana (IPO) dari akhir 2015 menjadi pada 2016 mendatang menyusul belum kondusifnya pasar modal dalam negeri.

"Rencana IPO resmi kami tunda karena situasi pasar modal yang sedang terpuruk. Jika dipaksakan pada tahun ini tidak akan maksimal," kata Direktur Keuangan WIKA Adji Firmantoro, di Jakarta, Kamis, 30 Juli 2015.

Menurut Adji, pasar modal Indonesia sedang melesu sejalan dengan kondisi bisnis yang belum menampakkan pertumbuhan ekonomi, serta penyerapan anggaran nasional yang masih rendah. "Dua hal itu (pertumbuhan ekonomi dan serapan anggaran rendah) menyebabkan kemampuan atau daya beli masyarakat semakin rendah," kata Adji.

Kondisi tersebut tambah Adji, membuat perseroan harus berpikir realitis dengan menunda rencana IPO. "Kalau situasinya sudah lebih bagus, tentu rencana IPO Wika Realty segera kita lanjutkan pada tahun 2016," ujarnya.

Sedianya pelaksanaan IPO Wika Realty paling lambat Oktober 2015 dengan target perolehan dana Rp1 triliun dari pelepasan 40 persen saham.

WIKA memiliki saham 85 persen dan karyawan Wika Realty menggenggam 14 persen saham. Namun untuk mengatasi dampak penundaan tersebut, WIKA memberikan suntikan modal sebesar Rp150 kepada Wika Realty untuk memperkuat modal perusahaan terutama untuk peningkatan persediaan lahan (bank land).

"Dengan injeksi tersebut, diharapkan Wika Realty semakin siap masuk bursa pada tahun depan dengan performa keuangan yang makin meningkat," tegasnya.

Selain segmen property, Wika Relaty saat ini sedang membidik proyek pembangkit listrik dan pengembangan kawasan industri di Bekasi dan Banten yang luasnya ratusan hektare. "Nilai proyek belum bisa kami ungkapan karena masih dalam tahap penjajakan," ujarnya.

ANTARA

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

12 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

43 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya