Harga Produk Makanan Naik Pasca Lebaran

Reporter

Editor

Minggu, 30 Oktober 2005 03:33 WIB

TEMPO Interaktif, Bandung:Pemerintah memperkirakan akan ada kenaikan harga makanan setelah Lebaran. "Efek (kenaikan) kedua lebih dari produksi, karena yang dia jual sekarang stok lama," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Sabtu (29/10).Mari memperkirakan harga masih bisa naik lagi karena ada kenaikan biaya produksi yang belum tercermin pada kenaikan harga yang saat ini sudah terjadi. Menurutnya, kenaikan harga kali ini baru mencerminkan kenaikan biaya transportasi.Kenaikan harga bahan bakar minyak, kata Mari, telah menaikkan biaya transportasi untuk distribusi bahan pokok sebesar 20 sampai 40 persen. Kenaikan ini menyebabkan kenaikan harga bahan pokok dan makanan sekitar 2-15 persen."(Kenaikan harga) selain karena biaya produksi naik, juga UMP yang akan naik," Mari menambahkan. Namun, ia mengaku kesulitan untuk memprediksi berapa kenaikan yang akan terjadi.Adanya kenaikan dan besarannya tersebut, kata Mari, tergantung jenis produknya. "Bukan sembako," ujarnya. Ia membenarkan, produk sembako yang dimaksudnya adalah beras, gula dan minyak goreng."Mungkin lebih yang kemasan (industri), karena biaya plastik (kemasan) juga naik," jelas Mari. Selain itu, kenaikan harga produk industri makanan juga disebabkan industri tersebut menyerap banyak tenaga kerja, menggunakan energi, sehingga biaya produksinya juga tinggi.Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia, Thomas Darmawan, mengatakan harga produk industri yang akan naik adalah produk yang saat ini belum naik. "Jadi kenaikan juga sekitar 5-15 persen," katanya saat dihubungi Tempo.Indriani Dyah S

Berita terkait

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

4 September 2022

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

11 Mei 2017

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

5 Januari 2017

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

Presiden Joko Widodo mengingatkan separuh dari kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi dari impor.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

25 November 2016

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.

Baca Selengkapnya

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

30 September 2016

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

6 Mei 2016

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

3 Februari 2016

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

Pemerintah akan melihat aspek untung-rugi menghapus Premium.

Baca Selengkapnya

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

25 Juni 2015

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

Pertalite sudah disetujui DPR untuk dipasarkan.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

16 Juni 2015

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

Dalam kondisi normal, konsumsi Premium rata-rata 76.258 kiloliter per hari.

Baca Selengkapnya

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

22 April 2015

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

Emisi karbon Pertalite di bawah Premium.

Baca Selengkapnya