TEMPO Interaktif, Bandung:Pemerintah memperkirakan akan ada kenaikan harga makanan setelah Lebaran. "Efek (kenaikan) kedua lebih dari produksi, karena yang dia jual sekarang stok lama," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Sabtu (29/10).Mari memperkirakan harga masih bisa naik lagi karena ada kenaikan biaya produksi yang belum tercermin pada kenaikan harga yang saat ini sudah terjadi. Menurutnya, kenaikan harga kali ini baru mencerminkan kenaikan biaya transportasi.Kenaikan harga bahan bakar minyak, kata Mari, telah menaikkan biaya transportasi untuk distribusi bahan pokok sebesar 20 sampai 40 persen. Kenaikan ini menyebabkan kenaikan harga bahan pokok dan makanan sekitar 2-15 persen."(Kenaikan harga) selain karena biaya produksi naik, juga UMP yang akan naik," Mari menambahkan. Namun, ia mengaku kesulitan untuk memprediksi berapa kenaikan yang akan terjadi.Adanya kenaikan dan besarannya tersebut, kata Mari, tergantung jenis produknya. "Bukan sembako," ujarnya. Ia membenarkan, produk sembako yang dimaksudnya adalah beras, gula dan minyak goreng."Mungkin lebih yang kemasan (industri), karena biaya plastik (kemasan) juga naik," jelas Mari. Selain itu, kenaikan harga produk industri makanan juga disebabkan industri tersebut menyerap banyak tenaga kerja, menggunakan energi, sehingga biaya produksinya juga tinggi.Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia, Thomas Darmawan, mengatakan harga produk industri yang akan naik adalah produk yang saat ini belum naik. "Jadi kenaikan juga sekitar 5-15 persen," katanya saat dihubungi Tempo.Indriani Dyah S