TEMPO.CO, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, pada Senin 6 Juli 2015, bahwa pihaknya siap sedia membantu Yunani jika diminta untuk melakukannya.
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde membuat pernyataan menyusul hasil referendum Yunani yang menolak usulan dari kreditor internasional, yang mencakup pemotongan pensiun, kenaikan pajak dan langkah-langkah penghematan lainnya pada Minggu (5 Juli 2015).
"IMF telah mengambil catatan dari referendum yang diadakan kemarin di Yunani," kata Lagarde dalam pernyataannya. "Kami memantau situasi dengan cermat dan siap untuk membantu Yunani jika diminta untuk melakukannya."
Pada Mei 2010, IMF menyetujui bantuan keuangan 30 miliar euro untuk Yunani di bawah pengaturan pinjaman siaga (Stand-By), dan kemudian pada Maret 2012, pemberi pinjaman menyetujui 28 miliar euro untuk Yunani di bawah pengaturan yang diperpanjang untuk mendukung program reformasi ekonomi.
Sampai saat ini, Yunani memiliki kewajiban yang belum dilunasi kepada IMF sebesar 21,2 miliar euro. Salah satu utang senilai 1,5 miliar euro kepada IMF telah jatuh tempo pada 30 Juni lalu.
Yunani tidak membuat pembayaran ketika jatuh tempo dan menunggak sisa utangnya kepada lembaga yang berbasis di Washington itu, membuat Yunani negara maju pertama yang gagal bayar (default) pada utang IMF, demikian Xinhua.
ANTARA
Berita terkait
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
1 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaDampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen
53 hari lalu
Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.
Baca SelengkapnyaProfil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan
58 hari lalu
Shehbaz Sharif, yang kembali menjabat perdana menteri Pakistan untuk kedua kali, telah memainkan peran penting dalam menyatukan koalisi yang berbeda.
Baca SelengkapnyaSetelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil
58 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.
Baca SelengkapnyaShehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali
58 hari lalu
Shehbaz Sharif mengalahkan Omar Ayub dan kembali menduduki posisi Perdana Menteri Pakistan yang ditinggalkannya pada Agustus tahun lalu.
Baca SelengkapnyaCerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena
23 Februari 2024
Aksi petani dan peternak di Yunani dalam rangkaian demonstrasi besar selama 2 hari menyuarakan tentang kesejahteraan mereka yang belum terjamin.
Baca SelengkapnyaPartai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan
12 Februari 2024
Hasil akhir pemilu Pakistan menempatkan partai independen, dukungan mantan PM Imran Khan yang dipenjara, memimpin dengan 93 dari 264 kursi.
Baca SelengkapnyaPemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara
8 Februari 2024
ISIS mengganggu pemilu Pakistan, sedikitnya lima polisi tewas dalam serangan militan ketika negara itu melakukan pemungutan suara.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen di 2024, Ini Sebabnya
7 Februari 2024
Kementerian Keuangan memperrkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat pada 2024. Apa sebabnya?
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim
29 Januari 2024
Indonesia turut mengalami dampak dari perubahan iklim ekstrem, Sri Mulyani bilang, pendanaan berkelanjutan bisa menjadi jawaban untuk mengatasi perubahan iklim.
Baca Selengkapnya