Masyarakat Antusias Menukarkan Uang Recehan di Monas

Reporter

Senin, 6 Juli 2015 18:01 WIB

Petugas bank menunjukkan empat pecahan uang pecahan kertas lama, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta (27/12). Empat pecahan uang kertas tahun emisi 1998 dan 1999 ini sudah tidak berlaku, dan hak penukaran uang rupiah tersebut tidak berlaku lagi setelah sepuluh tahun mendatang. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Ibu Kota yang ingin menukarkan pecahan uang baru untuk Ramadan dan Lebaran bisa datang ke gerai penukaran uang Bank Indonesia. Salah satunya di Lapangan IRTI Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Bank Indonesia menyelenggarakan penukaran uang di sana pada 17 Juni-15 Juli 2015 dari pukul 08.30 hingga 14.00.

Menurut pantauan Tempo, pada Senin, 6 Juli 2015, masyarakat terlihat antusias mengantre. Mereka membawa sejumlah uang untuk ditukarkan dengan pecahan uang kecil baru. Penukaran uang menjadi ritual bagi masyarakat Indonesia menjelang hari raya Lebaran. Uang itu digunakan untuk memberi "tunjangan hari raya" kepada anak-anak.

"Ya, kita kan tujuannya nanti pas Lebaran bisa bagi-bagi duit baru ke anak-anak. Biar nominalnya kecil, yang penting duitnya pecahan baru, anak-anak senang," ujar Fajar, 44 tahun, ibu rumah tangga dari Cilincing, Jakarta Utara.

Fajar, yang antre sejak tengah hari, mengaku menukarkan uangnya di Monas karena bank tempat ia menabung, Bank Mandiri Syariah, belum melayani penukaran uang Lebaran.

Selain Bank Mandiri Syariah, terdapat 13 bank yang menyediakan mobil penukaran uang, yaitu BNI, BCA, BTN, BRI, Mandiri, Muamalat, Bank BJB, Permata Bank, BII Maybank, Bank DKI, BNI Syariah, Bank Mega, dan CIMB Niaga.

Fajar mengaku cukup senang layanan penukaran uang disediakan di Monas dan berjalan dengan tertib. Informasi mengenai kegiatan tersebut ia dapatkan dari Internet dengan mudah.

Hal yang sama dirasakan Susilo, 50 tahun, yang mengetahui sosialisasi dari Bank Indonesia melalui Internet. Meskipun lama mengantre, Susilo, yang datang dari Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengaku proses penukaran uang cukup mudah, yakni tinggal menunjukkan kartu tanda penduduk.

Namun ia berharap pada penyelenggaraan tahun depan jam pelayanan diperpanjang hingga sore hari. “Saya rasa lebih baik kalau sampai sore, karena antrean lumayan panjang. Jadi biar terlayani semua, tidak perlu antre dari pagi," kata Susilo.

NIBRAS NADA NAILUFAR

Berita terkait

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

14 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya