TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung membangun secara permanen plang nama Pulau Ketawai untuk menambah eksotis pulau yang memiliki luas 29,5 hektare itu.
"Plang yang lama sebenarnya bersifat sementara saja, maka kami bangun yang permanen dengan menjulang tinggi sehingga bisa terlihat dari kejauhan," kata Sekretaris Disparbudpora Kabupaten Bangka Tengah, M Yusuf di Koba, Rabu (1 Juli 2015).
Ia menjelaskan, dudukan plang nama dibuat dari semen dan nama Pulau Ketawai dibuat dengan ketinggian satu meter.
"Plang nama sedikit digeser ke sebelah kiri pulau atau tepat di dermaga kapal yang singgah di pulau yang memiliki panorama alam eksotis ini," katanya.
Ia mengatakan, pembangunan plang nama Pulau Ketawai berada tidak jauh dari pinggir pantai namun aman dari hantaman gelombang.
"Tujuan kami agar mudah dilihat dari kejauhan, sebelum kapal mendarat maka plang nama sudah terlihat dengan megahnya sehingga menambah keindahan pulau," ujarnya.
Ia mengatakan, ukuran tulisan Pulau Ketawai cukup besar sehingga sangat indah diabadikan dalam bentuk dokumentasi bagi pengunjung.
"Biasanya plang nama merupakan lokasi pemotretan awal bagi pengunjung untuk membuktikan mereka sudah masuk pulau nyiur melambai tersebut, makanya plang nama dibangun lebih bagus dari sebelumnya," ujarnya.
Menurut dia, Pulau Ketawai merupakan lokasi wisata yang diminati wisatawan karena mudah dijangkau yang hanya menempuh perjalan sekitar 30 menit untuk menuju pulau ini.
"Gerbang masuknya dari Desa Kurau yang dikenal dengan desa nelayan karena mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai nelayan," katanya.
ANTARA
Berita terkait
Sarapan Bareng Erick Thohir, Sultan HB X Bahas Borobudur Sampai Jalan Tol
21 Februari 2022
Gubernur DIY Sultan HB X dan Menteri BUMN Erick Thohir juga melakukan pertemuan dan pembicaraan empat mata secara tertutup.
Baca SelengkapnyaProyek Penataan Pulau Rinca Capai 94 Persen, tapi Tak Bisa Selesai Tepat Waktu
29 Juli 2021
Pemerintah tengah melakukan penataan sarana dan prasarana wisata di Pulau Rinca untuk membuat kawasan wisata komodo yang terintegrasi.
Baca SelengkapnyaKemenhub Anggarkan Rp 1,2 T untuk Bangun Pariwisata Borobudur
6 Februari 2020
Kementerian Perhubungan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun untuk membangun infrastruktur pariwisata di Borobudur.
Baca SelengkapnyaDukung Pariwisata, PUPR Akan Bangun Trans Bangka Belitung
3 September 2019
Kementerian PUPR menyatakan, Trans Babel terdiri atas Trans-Bangka sepanjang 440 kilometer dan Trans-Belitung sepanjang 390 kilometer.
Baca SelengkapnyaDukung Danau Toba, Kemenhub Bangun 2 Kapal Ro-Ro dan 5 Dermaga
14 Oktober 2017
Kemenhub mendukung Danau Toba sebagai tujuan pariwisata dunia.
Baca SelengkapnyaGenjot Pariwisata, Jokowi: Pelabuhan Internasional Mendesak
4 Oktober 2017
Ketiadaan pelabuhan internasional menjadi perhatian Presiden Jokowi karena bakal mempengaruhi jumlah wisatawan mancanegara.
Baca SelengkapnyaDukung Pariwisata, Kemenhub Genjot Pembangunan Infrastruktur di 3 Destinasi
1 Oktober 2017
Bandar Udara di Kulonprogo ditargetkan mulai beroperasi pada 2019 untuk mendukung pariwisata di Yogyakarta, Solo, dan Semarang.
Baca SelengkapnyaGaet Lebih Banyak Turis, Desa Gamelan Wirun Gandeng UGM dan Hotel
22 September 2017
Desa Wirun yang dikenal dengan industri gamelannya menggandeng Universitas Gadjah Mada dan Jogjakarta Plaza hotel untuk meningkatkan pariwisata.
Baca SelengkapnyaGarap Potensi Wisata, Kota Tangerang Luncurkan E-Plesiran
16 Agustus 2017
E-Plesiran juga terintegrasi dengan Google Maps yang bisa diakses masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaPatung Banteng Wulung di Gedung BEI Jadi Ikon Baru Pariwisata DKI
13 Agustus 2017
Patung Banteng Wulung seberat tujuh ton berasal dari kayu fosil berusia2,5 juta tahun.
Baca Selengkapnya