Minyak Tanah Bersubsidi Diusulkan Diberi Warna

Reporter

Editor

Jumat, 14 Oktober 2005 16:28 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Tim Terpadu Pemantauan, Pengawasan dan Pengendalian Dampak Kenaikan Harga Serta Penyalahgunaan Penyediaan dan Pelayanan Bahan Bakar Minyak (Timdu BBM) mengusulkan pemberian warna pada minyak tanah bersubsidi. Alasannya perlu pengawasan akibat masih adanya perbedaan harga minyak tanah bersubsidi dengan non subsidi. Menurut Ketua Timdu BBM, Slamet Singgih, pewarnaan minyak tanah sebelumnya pernah dilakukan oleh Pertamina selama 1 tahun sejak Juli 2002 hingga Juli 2003. “Saat itu dipilih sebagai pilot project Jakarta,” kata dia, Jumat (14/10). Selama masa percobaan itu, lanjut Slamet, ada penghematan sebesar 101.812 kilo liter atau senilai Rp 106, 902 miliar. Sedangkan biaya untuk pengadaan pewarnaan minyak ini selama satu tahun hanya Rp 12 Miliar. Artinya, terdapat penghematan bersih Rp 105, 923 Miliar. “Namun program ini terhenti dengan alasan pembiayaan dan ada penolakan rencana ini oleh pejabat baru dengan alasan hanya menghambur-hamburkan uang saja,” ucapnya.Pewarnaan dirasa perlu karena untuk menghindari pengoplosan dengan bahan bakar minyak lain seperti premium, pertamax dan solar. Selain itu juga memudahkan pengawasan agar minyak tanah rumah tangga tidak digunakan oleh industri akibat masih adanya perbedaan harga. Saat ini harga minyak tanah untuk Rumah Tangga Rp 2000/ liter, sedangkan untuk industri mencapai Rp. 5600/ liter. “Penyelewengan dapat diketahui dengan cepat jika ada industri yang menggunakan minyak tanah rumah tangga,” tambahnya.Setelah pewarnaan minyak tanah ditiadakan Mei 2004, jelas Slamet, sejak bulan Juni 2005 Timdu BBM menemukan 11500 liter minyak tanah, 20460 liter solar dan 16000 MFO (sejenis solar) yang diselewengkan. “Ada kerugian negara sekitar Rp 2 miliar,” ujarnya. Muhamad Fasabeni

Berita terkait

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

4 September 2022

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

11 Mei 2017

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

5 Januari 2017

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

Presiden Joko Widodo mengingatkan separuh dari kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi dari impor.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

25 November 2016

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.

Baca Selengkapnya

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

30 September 2016

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

6 Mei 2016

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

3 Februari 2016

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

Pemerintah akan melihat aspek untung-rugi menghapus Premium.

Baca Selengkapnya

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

25 Juni 2015

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

Pertalite sudah disetujui DPR untuk dipasarkan.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

16 Juni 2015

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

Dalam kondisi normal, konsumsi Premium rata-rata 76.258 kiloliter per hari.

Baca Selengkapnya

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

22 April 2015

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

Emisi karbon Pertalite di bawah Premium.

Baca Selengkapnya