Kenaikan BBM Pukulan Telak Bagi Nelayan

Reporter

Editor

Rabu, 12 Oktober 2005 13:20 WIB

TEMPO Interaktif, Cilacap:Melonjaknya harga bahan bakar minyak membuat sebagian besar nelayan tidak melaut. Bahkan, sebagian nelayan yang mencoba melaut harus menutupi tingginya biaya operasional dengan uangnya sendiri. Sumarto, 55 tahun, seorang anak buah kapal yang ditemui Tempo mengaku tidak melaut karena biaya operasional yang melambung tinggi. Kenaikan harga BBM menyebabkan naiknya biaya operasional untuk sekali melaut untuk 10 hari dari Rp 3 juta menjadi Rp 5 juta. Menurut Sumarto, sejak 1 Oktober Kapal Sungai Indah yang diawakinya tiga kali melaut. 'Tapi rugi terus. Bos saya harus nombok karena hasilnya cuma Rp 2 juta,"katanya di Cilacap, Rabu (12/10). Akibat tingginya biaya operasional, yang terdiri dari solar dan perbekalan, kapal berbobot 30 Gross Ton harus diikat di Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap. "Tidak tahu sampai kapan" ujarnya. Hasil hasil melautnya merugi, ia dan tujuh anak buah kapal lainnya hanya mendapat bayaran Rp 5.000 perhari.Menurut Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia cabang Cilacap Indon Cahyono, nelayan merupakan kelompok yang paling terpukul akibat kenaikan BBM. "Pengusaha angkutan bisa menaikan tarif, tapi nelayan tidak bisa serta merta menaikan harga ikan," ujarnya Indon. Waktu untuk menaikan harga BBM tidak tepat. Karena dekat dengan musim panen ikan dan menjelang lebaran. "Seharusnya BBM dinaikan setelah tahun baru,"ujarnya. Tito Sianipar

Berita terkait

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

4 September 2022

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

11 Mei 2017

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

5 Januari 2017

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

Presiden Joko Widodo mengingatkan separuh dari kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi dari impor.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

25 November 2016

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.

Baca Selengkapnya

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

30 September 2016

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

6 Mei 2016

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

3 Februari 2016

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

Pemerintah akan melihat aspek untung-rugi menghapus Premium.

Baca Selengkapnya

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

25 Juni 2015

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

Pertalite sudah disetujui DPR untuk dipasarkan.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

16 Juni 2015

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

Dalam kondisi normal, konsumsi Premium rata-rata 76.258 kiloliter per hari.

Baca Selengkapnya

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

22 April 2015

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

Emisi karbon Pertalite di bawah Premium.

Baca Selengkapnya