Ekonomi Lesu, Transaksi Kota Bandung Masih Tinggi

Reporter

Kamis, 25 Juni 2015 06:24 WIB

Bis wisata yang ditumpangi Walikota Bandung Ridwan Kamil (RK) saat pengujian bis pariwisata Bandros yang telah diserah terimakan di Bandung, Jawa Barat (25/3). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO , Jakarta:Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Rosmaya Hadi mengatakan, kendati survei lembaganya mendapati perekonomian Jawa Barat melambat, nominal transaksi keuangan masih tinggi. “Di Bandung, padahal ekonomi sedang lambat, tapi kami catat perkembangan sistem pembayaran ini untuk RTGS (Real Time Gross Settlement) saja Rp 57,8 triliun pada bulan Mei 2015,” kata dia di Bandung, Rabu, 24 Juni 2015.

Rosmaya mengatakan, transaksi dengan nonimal lebih kecil lewat sistem kliring sepanjang Mei 2015 di Kota Bandung tercatat Rp 10,2 triliun dengan warkat sebanyak 292.837 lembar. “Tadi kembali kenapa kok ekonomi lambat tapi perputaran uangnya tinggi,” kata Rosmaya.

Sementara daa transaksi di seluruh mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATIM) di Kota Bnadung yang jumlahnya 3.019 mesin sepanjang Triwulan 1/2015 tecatat 3,25 juta transaksi dengna nominal Rp 7,7 triliun. Di periode yang sama, transaksi ritel memanfaatkan mesin EDC di Kota Bandung mencapai 1,25 juta transaksi dengan nomial Rp 1,5 trilun.

Rosmaya mengaku, Bank Indonesia sedang meneliti soal ini. Dia menduga, perputaran uang yang tinggi ini salah satunya dipicu oleh faktor banyaknya turis yang mengunjungi Bandung yang mendongkrak transaksinya.”Tapi dari sisi perekonomian memang kita melemah, ini sedang kita teliti mengenai daya beli,” kata dia.

Survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dikerjakan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat pada Triwulan 1/2015 menunjukkan pelambatan dibandingkan Triwulan IV/2014. Pelambatan itu berpengaruh pada pelambatan penjualan properti residensial. Salah satunya tercermin pada penurunan laju penyaluran KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) yang menjdi sumber pembiayan utama konsumen membeli rumah.

Kepala Tim Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Bara Wahyu Ari Wibowo menduga,penyebab pelambatan itu salah satunya karena konsumen memilih menahan konsumsinya. “Terindikasi di DPK (Dana Pihak Ketiga) perbankan naik,” kata dia di Bandung, Rabu, 24 Juni 2015.

Bank Indonesia mencatat, posisi penyaluran kredit bank pelapor yang berdomisilidi Jawa Barat posisi April 2015 Rp 282,4 triliun. Sementara dana masyarakat, DPK perbankan posisi April 2015 lebih tinggi yaki Rp 321 triliun. Pertumbuhan DPK di Jawa Barat tercatat 8 persen, kendati pertumbuhan penyaluran kredit masih lebih tinggi yakni 11,4 persen.

AHMAD FIKRI


Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

13 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

6 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

11 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya