Pelaku Usaha Kecil Kunci Pertumbuhan Keuangan Inklusif

Reporter

Kamis, 11 Juni 2015 10:33 WIB

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Didin S Damanhuri mengatakan perbankan harus dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk mendorong keuangan inklusif dan pertumbuhan ekonomi.

"Yang menggenjot pertumbuhan ekonomi itu para pelaku usaha salah satunya disamping pemerintah dan konsumsi masyarakat," katanya dalam Kajian Tengah Tahun Indef atau Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan yang bertemakan "Kredibilitas Kebijakan di Persimpangan," Gedung IPMI International Business School, Jakarta, Rabu 10 Juni 2015).

Ia mengatakan selama ini perbankan belum mengoptimalkan penyaluran kredit pada pelaku UMKM dan hanya cenderung mengakomodasi kebutuhan pembiayaan pengusaha skala besar.

Padahal, menurutnya, pelaku UMKM merupakan investor terbesar di dalam struktur ekonomi sehingga jika tidak ada dukungan pada pelaku UMKM maka akan menghambat pertumbuhan ekonomi.

"99,98 persen struktur dunia usaha itu UMKM, jadi hanya 0,02 persen yang pengusaha besar, tapi kredit perbankan 90 persen jatuh pada yang pengusaha besar kan, ini tidak sehat," ujarnya.

Selama ini, lanjutnya, perbankan hanya menyasar pelaku bisnis berskala besar dan kurang melirik pelaku UMKM sehingga mereka masih sulit mengakses pembiayaan kredit. "Perbankan kita itu maunya yang agunan jelas, korporasi besar, perbankan tidak high risk, perbankan kita tidak kreatif untuk menyalurkan dana pihak ketiga seperti kredit motor," ujarnya.

Menurutnya, perbankan harus lebih kreatif dalam menyalurkan dana pihak ketiga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor UMKM. "Padahal potensi untuk pariwisata, untuk pertanian dan lainnya yang multiplier effectnya itu sangat besar justru tidak dialokasikan ke riil karena mereka (perbankan) tidak kreatif, perbankannya sendiri tidak berani menanggung risiko tidak enterpreneurial," tuturnya.

Ia mengatakan pelaku UMKM juga dilihat sebagai investor yang mempunyai porsi dominan dalam struktur dunia usaha. "UMKM itu investor. Sering kali kita tidak mengganggap, sering kali investor yang kita anggap itu asing dan besar padahal 99,98 persen pengusaha kita terdiri dari UMKM," ujarnya.

Jika pembiayaan telah menjangkau seluruh pelaku UMKM itu maka pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 7-8 persen. "Sekarang ini mengapa sulit sekali karena sedikit pelakunya dan impact (dampak) pada kesempatan kerja sangat kecil, karena lebih perbankan cenderung ke korporasi besar," katanya.

Ia mengatakan jika perbankan memfasilitasi pembiayaan pada sektor UMKM maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih adil, merata, berkelanjutan dan berkualitas.

Ia mencontohkan negara yang memiliki perekonomian berkelanjutan dengan mendorong pertumbuhan UMKM seperti Taiwan yang secara menyeluruh didukung UMKM.

Kemudian, Thailand yang bertahan di tengah perlambatan ekonomi global dengan sektor pertanian yang kuat dan Malaysia yang menggerakkan sektor UMKM dan pertanian bertumbuh.

Ia mengatakan suku bunga dari pinjaman yang diberikan negara Taiwan dan Malaysia dapat berada di bawah lima persen di mana Indonesia saat ini memiliki suku bunga acuan yang lebih tinggi yakni 7,5 persen.

Ia mengatakan perbankan dalam mewujudkan keuangan inklusif tercermin dari pembiayaan pada sektor UMKM agar keuangan inklusif tidak sekadar menjadi wacana. "Jadi kita harus friendly (ramah) pada mereka (pelaku UMKM)," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

12 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

43 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

44 hari lalu

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Baca Selengkapnya

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

44 hari lalu

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus membandingkan besaran tarif PPN di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

44 hari lalu

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

Indef menyatakan penjual akan reaktif terhadap kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

44 hari lalu

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

57 hari lalu

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti mengungkapkan kriteria ideal Menkeu seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

57 hari lalu

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

Presiden Joko Widodo memuji perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tanah air.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

58 hari lalu

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya