Harga Kebutuhan Pokok Akan Turun 3 Bulan ke Depan

Reporter

Rabu, 10 Juni 2015 22:01 WIB

Pedagang melayani pembeli sayur mayur di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (31/7). Harga komoditas sayuran di pasar tradisional di Jakarta mulai naik. Kenaikan harga diakibatkan meningkatnya permintaan masyarakat menjelang bulan Ramadhan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil suvei menunjukkan bahwa ekspetasi masyarakat terhadap harga harga berbagai kebutuhan pokok akan turun pada tiga bulan ke depan.


Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang Dudi Herawadi mengatakan mengacu survei ekspetasi masyarakat menyebutkan setelah harga mencapai puncaknya pada Juni-Juli 2015 bertepatan dengan Ramadan-Idulfitri serta musim libur sekolah, selanjutnya tren harga mulai menurun.


“Tekanan harga harga pada enam bulan yang akan datang juga dipersepsikan menurun,” kata Dudi, Rabu (10 Juni 2015).


Kondisi tersebut sejalan dengan tren normal tahunan yang secara musiman tekanan harga terjadi pada Ramadan, Idulfitri, dan akhir tahun, yakni Desember.


Upaya pengendalian tekanan inflasi musiman, kata dia, menjadi fokus kegiatan Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Malang melalui berbagai kegiatan a.l pemantauan ketersediaan pasokan dan tingkat harga, pencegahan upaya penimbunan bekerja sama dengan pihak berwajib, serta koordinasi menjaga kelancaran distribusi, serta kegiatan operasi pasar.


Advertising
Advertising

Sementara itu, Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) mencatat peningkatan pesepsi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja dan pengeluaran untuk membeli barang tahan lama, meski sedikit mengalami penurunan pada persepsi penghasilan bila dibandingkan enam bulan lalu.


Penurunan persepsi ini diperkirakan ikut dipengaruhi kondisi ekonomi nasional yang melambat pada triwulan I/2015.


Untuk hasil survei Indeks Ekspetasi Konsumen (IEK) mengkonfirmasi optimisme masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan yang akan datang, di tengah penurunan persepsi mengenai kondisi ekonomi nasional enam bulan mendatang.


Menurut dia, pada Mei 2015, konsumen di Kota Malang menunjukkan optimisme yang membaik terhadap kondisi perekonomian. Hal ini dipotret dari survei Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang yang mengindikasikan bahwa tingkat keyakinan konsumen Kota Malang periode Mei 2015 menguat dibandingkan bulan sebelumnya.


Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tersebut diukur berdasarkan IKE dan IEK yang masing-masing naik sebesar 6,79% menjadi 93,68 dan 7,42 poin menjadi 113,27.


Pengeluaran konsumen pada Mei juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan tiga bulan lalu. Kenaikan pengeluaran konsumen tersebut dikonfirmasi pertumbuhan kredit konsumsi April yang tumbuh 1,26% bila dibandingkan Maret.


Sedangkan secara tahunan, April 2015 terhadap April 2014, pertumbuhannya mencapai 9,75%.


BISNIS.COM

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya