Telur Ayam Penyumbang Inflasi Terbesar di Yogyakarta  

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 3 Juni 2015 16:38 WIB

Ilustrasi peternakan ayam/ayam petelur. TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kenaikan harga telur ayam ras menjadi penyumbang inflasi terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Mei 2015. Kenaikan harga telur ayam ras sebesar 9,16 persen memberikan andil 0,05 terhadap inflasi. Data Badan Pusat Statistik DIY menunjukkan Kota Yogyakarta mengalami inflasi 0,36 persen.

Inflasi terjadi karena kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks semua kelompok pengeluaran, di antaranya kelompok bahan makanan yang naik 0,82 persen serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,19 persen.

Merujuk pada data BPS, selain telur ayam ras, bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, tarif listrik, dan kelapa juga menjadi penyumbang inflasi. Daging ayam ras memberikan andil inflasi 0,04 persen.

“Menjelang puasa, masyarakat banyak yang membeli telur sebagai bahan kue kering,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Arief Budi Santoso kepada wartawan di Yogyakarta, Rabu, 3 Juni 2015.

Dia menyatakan tekanan inflasi tahunan pada triwulan kedua 2015 diperkirakan meningkat ketimbang triwulan pertama tahun yang sama. Kenaikan harga komoditas pangan serta kenaikan tarif angkutan darat dan udara diprediksi menjadi penyebab. Ini terjadi seiring dengan datangnya bulan puasa dan liburan sekolah. Permintaan komoditas beras akan meningkat dua kali lipat pada bulan puasa dan Lebaran dari hari biasa.

Inflasi pada triwulan pertama 2015 tercatat 5,13 persen dalam year-on-year (YoY) atau lebih rendah ketimbang triwulan keempat pada 2014 sebesar 6,59 persen YoY. Arief menyebut, dalam tiga tahun terakhir, inflasi pada Juni berada pada angka 0,4-0,5 persen. Dengan begitu, dia memperkirakan angka inflasi pada Juni 2015 atau pada bulan puasa pada angka 0,4-0,5 persen. Untuk mengendalikan inflasi, tim pengendali inflasi daerah akan melakukan operasi pasar. BI sedang menghitung jumlah duit yang akan digunakan untuk operasi pasar. Pemerintah DIY, ujar Arief, wajib menjaga persediaan komoditas selama Ramadan dan Lebaran.

Arief menambahkan, konsumsi menjadi pendorong perekonomian DIY. Sebab, 60 persen perekonomian Yogyakarta ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Sedangkan 25 persennya ditopang pemerintah dan 15 persen oleh ekspor-impor. Indeks keyakinan konsumen menunjukkan peningkatan konsumsi bahan makanan, kerajinan, dan pakaian jadi. Sektor pariwisata mendukung perekonomian. Ini terlihat dari kebutuhan bahan makanan yang meningkat di hotel dan restoran.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

9 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

9 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

10 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

10 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

10 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

10 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

28 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

30 hari lalu

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya