TEMPO.CO, Jakarta - PT Freeport Indonesia kembali menegaskan tidak akan mengembangkan smelter (pabrik pemurnian mineral) di Papua. Sebab, provinsi yang berada di timur Indonesia itu belum memiliki infrastruktur dan fasilitas pengolahan lanjutan yang memadai.
"Membangun smelter itu ada penilaian-penilaian teknis," kata Direktur Utama PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin dalam “Trade & Investment Forum: East Indonesian Regions Kadin Indonesia” di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin malam, 25 Mei 2015.
Alasan lain, kata Maroef, proses pemurnian mineral nantinya akan menghasilkan asam sulfat yang dapat menjadi limbah berbahaya dan beracun. Limbah ini jika tidak diolah akan menimbulkan masalah. Namun, kalau ada industri lanjutannya, asam sulfat ini bisa menjadi pupuk. "Ini di Papua tidak ada," dia menjelaskan.
Hal-hal itulah yang, menurut Maroef, membuat perusahaannya memutuskan membangun smelter di Gresik, Jawa Timur. "Kami sudah putuskan, berdasarkan tinjauan teknis dan bisnis, akan dibangun di Gresik. Karena di sana dukungan infrastruktur, air, listrik, pelabuhan ada semua," tuturnya.
PINGIT ARIA
Berita terkait
Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang
7 jam lalu
Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.
Baca SelengkapnyaKontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia
23 jam lalu
Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.
Baca SelengkapnyaBahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba
3 hari lalu
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan proses perpanjangan izin Freeport, yang habis pada 2041, hampir selesai.
Baca SelengkapnyaRiwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI
19 hari lalu
Presiden Jokowi memerintahkan divestasi saham lanjutan PT Freeport Indonesia sehingga negara mempunyai saham 61 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi: Freeport Bukan Milik Amerika Lagi
35 hari lalu
Presiden Jokowi kembali mengingatkan bahwa Indonesia merupakan mayoritas pemegang saham PT Freeport.
Baca SelengkapnyaFreeport Produksi 1,6 Miliar Pon Tembaga dan 1,9 Juta Ons Emas per November 2023
3 Desember 2023
Hingga November tahun ini, PT Freeport Indonesia telah memproduksi 1,6 miliar pon tembaga dan 1,9 juta ons emas .
Baca SelengkapnyaFreeport Rogoh USD 370 Juta untuk Tutup Tambang Tembagapura pada 2041, Untuk Apa?
2 Desember 2023
Freeport menyiapkan dana sebesar 370 juta dolar AS untuk menutup tambang di Tembagapura.
Baca SelengkapnyaSejarah Konsesi Tambang PT Freeport Indonesia yang Kembali Diperpanjang hingga 2061
19 November 2023
Izin operasi tambang perusahaan Freeport Indonesia kembali diperpanjang hingga 2061. Begini awal mula konsesi tambang tembaga dan emas di Papua ini.
Baca SelengkapnyaKemendag Targetkan Perpanjangan Izin Ekspor Freeport Rampung Pekan Ini
6 Juli 2023
Kemendag buka suara soal perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Bilang Rencana Pemerintah Tambah Saham di Freeport Segera Rampung
21 Juni 2023
Jokowi mengklaim proses divestasi atau pengurangan modal PT Freeport Indonesia dari asing terus berjalan.
Baca Selengkapnya