Penemu Beras Plastik Mengaku Diintimidasi  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 22 Mei 2015 18:00 WIB

Walikota Bekasi Rahmat Effendi memegang contoh beras plastik oplosan dalam jumpa pers terkait temuan beras plastik di Kantor Walikota Bekasi, Jawa Barat, 21 Mei 2015. Ada tiga unsur plasticizer plastik antara lain BBP (benzyl butyl phthalate), DEHP (bis (2-ethylexyl phatalate)), dan DINP (diisononyl phthalate). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Dewi Septiani, 29 tahun, dituding menjadi orang yang menyebarkan temuan beras plastik. Dewi yang sehari-hari berjualan nasi uduk di Perumahan Mutiara Gading Timur, Bekasi, mengungkapkan kecurigaannya pada beras yang dia beli.

"Berasnya jadi aneh, rasanya kayak plastik, sintesisnya berasa," kata Dewi kepada Tempo, Selasa, 19 Mei 2015. Beras yang berasa plastik itu dibeli Dewi pada Minggu, 17 Mei 2015, seharga Rp 8.000 per liter.

Mulai dari pengakuan Dewi ini, publik jadi geger soal beras plastik. Pemerintah melakukan operasi untuk mengecek kualitas beras yang beredar di pasar. Sehari setelah memberikan keterangan itu, Dewi dibawa ke kantor polisi.

Dewi Septiani menjalani pemeriksaan di kantor Kepolisian Sektor Bantar Gebang, Kota Bekasi, selama lebih dari 9 jam. "Selasa kemarin (19 Mei 2015) dia (Dewi) diperiksa, Rabunya ibu Dewi mengadu ke kami," kata pengacara Dewi dari LBH Jakarta, Ahmad Hardi Firman, Jumat, 22 Mei 2015.

Saat itu, pengacara dari LBH Jakarta menerima pengaduan bahwa Dewi yang awalnya diperiksa untuk memberikan informasi perihal temuannya, kini mengalami intimidasi. "Dia ditakut-takutin," kata Firman.

Firman menjelaskan, intimidasi yang diterima Dewi berbentuk ancaman tuntutan balik jika kabar yang dia sebarkan tak terbukti. Sebab, kata dia, berita itu telah membuat resah warga di Indonesia. "Seharusnya polisi menyelidiki, kemudian membuktikan, bukan menakut-nakutin," ujar Firman.

Apalagi, kata dia, pada saat diperiksa selama 9 jam lebih, Dewi hanya seorang diri. Seusai mengadu, pihak LBH langsung melakukan pendampingan. "Mulai kemarin kami dampingi," kata Firman.

Menurut dia, sejak kasusnya diambil oleh polres, baru pertama kali kliennya dipanggil kemarin. "Dimintai keterangan seputar beras itu," kata dia. Firman menyayangkan penundaan penyelidikan, lantaran kepolisian menunggu bukti yang diteliti sendiri.

Padahal, bukti awal sudah ada dari hasil laboratorium milik Sucufindo. "Secara lisan klien kami dipanggil lagi Senin pekan depan," kata dia. "Kami menunggu surat panggilan resmi."

Juru bicara Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota, Ajun Komisaris Siswo, mengatakan pemeriksaan di Polsek Bantar Gebang hanya sebatas interogasi, sehingga tak dituangkan dalam berita acara. "Interogasi adalah hak polisi 1 x 24 jam," kata dia.

Ihwal intimidasi yang dialami oleh Dewi, Siswo berujar, pada prinsipnya kepolisian selalu melindungi. Namun, jika merasa diintimidasi, Dewi dipersilakan mengadu. "Mengadu ke mana saja tidak masalah, asalkan ada buktinya," katanya.

ADI WARSONO

Berita terkait

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

18 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

21 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

22 jam lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

23 jam lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

1 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

30 Ribu Personel Polri akan Pindah ke IKN secara Bertahap hingga 2040

2 hari lalu

30 Ribu Personel Polri akan Pindah ke IKN secara Bertahap hingga 2040

Polri akan memindakan puluhan ribu anggotanya ke IKN dalam empat tahap hingga 2040

Baca Selengkapnya

Besok May Day atau Peringatan Hari Buruh, Polri dan Disnakertransgi DKI Siapkan Ini

2 hari lalu

Besok May Day atau Peringatan Hari Buruh, Polri dan Disnakertransgi DKI Siapkan Ini

Peringatan Hari Buruh atau May Day ini juga akan dilakukan serempak di seluruh Indonesia dengan melibatkan total ratusan ribu buruh.

Baca Selengkapnya