Seorang penerjun payung membawa bendera Merah Putih saat acara HUT ke-63 Kopassus di Cijantung, Jakarta, 29 April 2015. Syukuran dan silaturahmi tersebut dihadiri para purnawirawan Kopassus, tokoh eks Gerakan Aceh Merdeka, Organisasi Papua Merdeka, dan para tokoh Timor-timur. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Perekonomian Indonesia diprediksi tumbuh lebih cepat pada 2016. Pengamat ekonomi dari Universitas Gajah Mada A. Tony Prasetiantono mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2016 diprediksi sekitar 5,5%.
"Pada 2016 pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dengan catatan ekonomi China membaik dan jadi enzim ekonomi dunia bersama dengan Amerika. Ekonomi Amerika Serikat mulai kembali pulih dengan tumbuh 3%, normalnya hanya tumbuh 2%. Ini kan dahsyat," ujarnya di Gedung BI, Rabu (20/5/2015).
Dikatakan, harga komoditas primer pun diprediksi membaik karena saat ini harga minyak naik, sehingga dapat mengangkat harga komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia.
"Bila harga minyak naik dari saat ini US$60- US$66 per barel menjadi US$70 per barel, maka harga komoditas bisa meningkat 10%. Hal ini akan berdampak baik untuk mendorong ekspor Indonesia," katanya
Kendati demikian, Tony menegaskan bahwa pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang utama yakni pengeluaran belanja pemerintah ke sektor produktif.