Industri Perbankan Indonesia Harus Jadi Qualified Asian Bank

Reporter

Kamis, 21 Mei 2015 21:48 WIB

Bank Indonesia (BI). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia berharap agar industri perbankan tanah air bisa menjadi Qualified Asean Bank (QAB).

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengatakan untuk menjadi QAB, bank membutuhkan kesadaran diri dan punya rencana bisnis yang matang untuk ekspansi bisnis di luar Indonesia.

Pasalnya, sampai saat ini belum ada bank-bank yang mendaftar dalam QAB.

"Ini kembali ke masing-masing perbankan apakah mereka ingin berekspansi ke luar atau tidak. Saya lihat bank-bank di Indonesia yang sudah membuka cabang di luar negeri bisa memperoleh untung dan berkompetisi," ujarnya di Jakarta, Kamis (21/5/2015).

QAB, lanjutnya, merupakan bagian dari kesepakatan antara otoritas keuangan di Asean dalam Asean Banking Integration Framework (ABIF).

Adanya ABIF untuk menjunjung azas resiprokal dimana bank yang masuk kategori QAB bisa masuk ke sembilan negara Asean dan diperlakukan sebagai bank domestik di negara bersangkutan.

Melalui ABIF ini pula, bank-bank lokal Indonesia yang ingin membuka cabang di luar negeri pun tidak kesulitan dalam memperoleh izin baik menambah jumlah kantor cabang maupun ikut akses dalam jaringan anjungan tunai mandiri (ATM) di negara bersangkutan.

"Saat ini kami dalam proses untuk bernegosiasi dengan negara yang sepakat dalam ABIF ini. Kami (BI dan OJK) tidak bisa memaksakan bank-bank untuk masuk QAB. Regulator sudah menyiapkan framework tinggal pelakunya yang mesti menyiapkan diri apakah pelakunya mau atau tidak membuka kantor di Asean," katanya.

Agus berharap agar perbankan Indonesia dapat berekspansi sebelum dimulainya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) agar perbankan nasional dapat mempersiapkan diri dari segi capabilitas dan kompetensi.

"Indonesia margin baik dibandingkan dengan negara tetangga. Namun, semakin dalam hubungan dalam MEA, tentu margin akan makin turun. Bila situasinya itu baru akan melakukan ekspansi menjadi tentu terlambat. Kalau kita hadir di negara tetangga bisa jadi pangsa bisnis di situ. Itu kami rekomen supaya bank-bank Indonesia tertarik ke situ," tutur Agus.

BISNIS.COM

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

2 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya