Jokowi Akan Luncurkan Program Listrik 35 Ribu Megawatt
Editor
Kodrat setiawan
Senin, 4 Mei 2015 07:45 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Presiden Joko Widodo dijadwalkan meluncurkan program listrik 35 ribu megawatt di Goa Cemara, Pantai Samas, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, 4 Mei 2015. Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said menyatakan Pantai Samas dipilih sebagai lokasi peluncuran program ini di karena di pantai itu dibangun pusat listrik tenaga bayu (PLTB) berdaya 50 megawatt.
"Kita membangun sejarah baru pembangunan energi terbarukan dari Yogya, menunjukkan bahwa kita serius membangun energi terbarukan," kata Sudirman di Yogyakarta, Minggu malam, 3 Mei 2015.
Pembangunan pembangkit listrik bertenaga bayu atau angin ini, kata Sudirman, akan dilakukan selama tiga tahun. Pembangkit ini lama dibangun karena menggunakan tenaga angin. Namun, jika sudah jadi, pembangkit tersebut akan menjadi model pemanfaatan tenaga angin untuk mendapat energi di berbagai daerah di Indonesia. Direncanakan pada 2018 PLTB itu sudah beroperasi.
Menurut Sudirman, kincir angin pembangkit listrik di pantai tersebut tidak akan mengganggu penerbangan pesawat terbang. Juga tidak mengganggu aktivitas terbang layang yang sering diadakan di sekitar Pantai Parangtritis dan Depok. Kawasan pertanian pun tak terganggu.
"Yang pasti, secara pemandangan malah cantik, dan di bawahnya hijau, ada kincir angin seperti di Belanda. Kita kan mau mengalahkan Belanda," kata Sudirman sambil tertawa.
Daya PLTB di Pantai Samas akan dibangun sebesar 50 megawatt. Tapi saat Sudirman bertemu dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Raja Kesultanan Yogyakarta itu meminta agar daya PLTB itu dinaikkan menjadi 400 megawatt. Namun, menurut Sudirman, daya 50 megawatt sudah sangat besar. Adapun investasi PLTB itu sebesar US$ 134 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun.
Selain di Daerah Istimewa Yogyakarta, di Sidrap, Sulawesi Selatan, pemerintah juga akan membangun PLTB. Daya PLTB di sana sebesar 70 megawatt. Investasinya mencapai US$ 173 juta atau hampir Rp 2 triliun.
Menurut Direktur Perusahaan Listrik Negara Amin Subekti, daya 35 ribu megawatt dalam program pembangunan pembangkit listrik ini terdiri atas 20 ribu megawatt dari pembangkit listrik tenaga uap yang memerlukan penambahan kebutuhan batu bara sebesar 80-90 ton per tahun (belum termasuk 80 juta ton saat ini). Sebanyak 3.700 megawatt dari energi terbarukan, dan 13 ribu megawatt dari gas. "Ini akan mendongkrak permintaan 1.100 billion British thermal unit per day atau BBUTPD, belum termasuk 1.250 BBUTPD saat ini," kata Amin.
Khusus energi terbarukan yang berdaya 3.700 megawatt terdiri atas 1.200 megawatt pembangkit listrik tenaga panas bumi, 2.400 megawatt pembangkit listrik tenaga air, dan 120 megawatt pembangkit listrik tenaga bayu. "Peluncuran secara tidak langsung mengawali pembangunan 2.000 megawatt dari program 35 ribu megawatt," kata Amin.
MUH. SYAIFULLAH