Bulan Depan, Pertamina Luncurkan Calon Pengganti Premium  

Reporter

Kamis, 16 April 2015 15:25 WIB

Petugas mengoprasikan selang Pertamax Plus di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina kawasan Otista, Jakarta (26/8). Habisnya persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di beberapa SPBU di daerah merupakan konsekuensi dari pengaturan kuota yang diterapkan. Tempo/Aditia noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berencana mengeluarkan produk bahan bakar minyak baru pada Mei mendatang. Produk dengan tingkat RON sekitar 90 ini merupakan tahap transisi bagi perseroan untuk menghapus peredaran Premium yang memiliki RON 88 dalam waktu maksimal dua tahun seperti arahan pemerintah.

"Produk baru ini lebih halus dan ramah lingkungan," kata Direktur Niaga dan Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang melalui pesan singkat pada Kamis, 16 April 2015.

Menurut Ahmad, produk BBM baru tersebut akan memiliki kualitas di atas Premium dan di bawah Pertamax. Namun, ia belum mau menyebutkan nama dagang produk BBM baru tersebut, beserta harganya. "Silakan tebak saja," ujarnya.

Karena baru bersifat persiapan dan sosialisasi, peredaran produk baru BBM ini rencananya hanya di beberapa lokasi. Ahmad menyebutkan, sejumlah tempat pemasaran awal adalah Jakarta, Surabaya, Semarang, dan sejumlah kota besar di Jawa.

Meski demikian, produk Premium akan tetap dijual di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum di lokasi-lokasi tersebut. Syaratnya, SPBU tersebut melayani kendaraan-kendaraan umum seperti angkot dan mikrolet, serta yang berada di pinggiran kota.

Desember tahun lalu, Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi merekomendasikan penghentian impor RON 88 atau Premium. Ketua Tim Faisal Basri beralasan pengadaan BBM yang dulunya disubsidi ini tak transparan sehingga masyarakat tak bisa membandingkan harga BBM tertentu di dalam negeri dengan di pasar.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral kemudian merespons dengan memberikan waktu paling lambat dua tahun bagi Pertamina untuk mengalihkan BBM menjadi BBM dengan kadar oktan yang lebih tinggi. "Pertamina sudah sepakat, maka kami beri waktu selama dua tahun untuk menyiapkan supaya RON 88 bisa dihilangkan," kata Menteri Energi Sudirman Said awal tahun ini.

AYU PRIMA SANDI

Berita terkait

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

18 hari lalu

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

Pecahnya konflik Iran - Israel dikhawatirkan berdampak pada harga BBM karena terancam naiknya harga minyak mentah dunia.

Baca Selengkapnya

Pertamina Paparkan Strategi Pertumbuhan Ganda di Forum CERAWeek

40 hari lalu

Pertamina Paparkan Strategi Pertumbuhan Ganda di Forum CERAWeek

PT Pertamina (Persero) melangkah maju dengan strategi pertumbuhan ganda untuk mempertahankan kebutuhan energi nasional.

Baca Selengkapnya

Deretan Timses atau Penyokong Prabowo-Gibran yang Jadi Komisaris Hingga Promosi

44 hari lalu

Deretan Timses atau Penyokong Prabowo-Gibran yang Jadi Komisaris Hingga Promosi

Pengamat politik Adi Prayitno, menilai bagi-bagi jabatan komisaris BUMN ke para pendukung Prabowo-Gibran adalah balas budi politik dan alamiah.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Akan Gunakan Dana BOS, Pengamat Ekonomi Sebut Bisa Begini Dampaknya

3 Maret 2024

Makan Siang Gratis Akan Gunakan Dana BOS, Pengamat Ekonomi Sebut Bisa Begini Dampaknya

Para ekonom mengkritisi penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran. Jika dipaksa menggunakan, apa dampaknya?

Baca Selengkapnya

PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024

27 Februari 2024

PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024

PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.

Baca Selengkapnya

Defisit Anggaran Melebar 2,8 Persen dari PDB, Gara-gara Subsidi Pupuk, BLT dan BBM

26 Februari 2024

Defisit Anggaran Melebar 2,8 Persen dari PDB, Gara-gara Subsidi Pupuk, BLT dan BBM

Defisit anggaran akan melebar menjadi 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pemerintah menambah subsidi pupuk, BLT, dan menahan kenaikan BBM.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Masuk APBN 2025, Jokowi Matangkan di Sidang Kabinet Pekan Depan

24 Februari 2024

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Masuk APBN 2025, Jokowi Matangkan di Sidang Kabinet Pekan Depan

Program makan siang gratis Prabowo-Gibran masuk APBN 2025, Jokowi akan matangkan di sidang kabinet Senin depan.

Baca Selengkapnya

Anggaran jadi Polemik, Ekonom Usulkan Refocusing Program Makan Siang Gratis

19 Februari 2024

Anggaran jadi Polemik, Ekonom Usulkan Refocusing Program Makan Siang Gratis

Ekonom CORE Indonesia, Mohammad Faisal, mengusulkan refocusing program makan siang gratis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Pemangkasan Subsidi BBM untuk Makan Siang Gratis, Pengamat: Bisa Menurunkan Penerimaan Pajak

19 Februari 2024

Pemangkasan Subsidi BBM untuk Makan Siang Gratis, Pengamat: Bisa Menurunkan Penerimaan Pajak

Pengamat menilai jika subsidi BBM dipangkas untuk program makan siang gratis maka penerimaan pajak bisa menurun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Subsidi BBM Idealnya Dipangkas untuk Beralih ke Energi Bersih, Bukan Makan Siang Gratis

18 Februari 2024

Ekonom Sebut Subsidi BBM Idealnya Dipangkas untuk Beralih ke Energi Bersih, Bukan Makan Siang Gratis

Ekonom Celios Bhima Yudhistira menyebut subsidi BBM idealnya dipangkas bukan untuk membiayai program makan siang gratis. Kenapa?

Baca Selengkapnya