Posisi Devisa Dinilai Aman, Rupiah Menguat  

Kamis, 9 April 2015 12:41 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah kembali menguat terhadap dolar Amerika untuk tiga hari berturut-turut meskipun data cadangan devisa tidak sesuai ekspektasi.

Di transaksi pasar uang hingga siang ini, rupiah bergerak menguat di kisaran Rp 12.900-12.980 per dolar Amerika.

Ekonom dari PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, menilai posisi cadangan devisa Maret 2015, yang turun ke US$ 111,6 miliar, dibanding bulan sebelumnya, sebesar US$ 115,5 miliar, tidak direspons negatif oleh pasar. "Posisi cadangan devisa saat ini masih cukup aman dan sudah dimaklumi oleh pasar."

Turunnya cadangan devisa ini dipicu kebutuhan dolar yang sangat tinggi di kuartal pertama, khususnya untuk pembayaran utang luar negeri dan pembayaran deviden. Selain itu, intervensi Bank Indonesia untuk menahan pelemahan kurs rupiah juga telah menggerus banyak devisa.

Sepanjang Maret 2015, nilai tukar rupiah melemah 1,09 persen, dan secara tahun kalender telah melemah 5,6 persen. Selain karena faktor kebutuhan dolar, di saat yang sama juga terjadi penarikan dana keluar dari pasar saham sebesar US$ 300 juta dan dari pasar obligasi sebesar Rp 4 triliun.

Menurut Lana, posisi cadangan devisa saat ini masih cukup untuk membiayai 6,9 bulan impor atau 6,6 bulan impor plus pembayaran utang luar negeri. Angka ini jauh di atas batas aman internasional yaitu tiga bulan impor. "Ini menunjukkan dari sisi ketahanan eksternal posisi kita masih kuat."

Mata uang regional variatif terhadap dolar AS. Yen melemah 0,08 persen, yuan melemah 0,01 persen, ringgit menguat 0,06 persen, dan won Korea melemah 0,11 persen.

PDAT | M. AZHAR

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya