Layar elektronik Indeks Harga Saham Gabungan, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 16 Januari 2015. ANTARA/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Mengawali perdagangan awal pekan ini, indeks harga saham gabungan diprediksi menguat dengan pergerakan support di kisaran 5.435 dan resisten di 5.490. Potensi ini didukung peluang penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sejak pekan lalu.
"Namun penguatan akan menghadapi risiko meningkatnya tekanan inflasi menyusul kenaikan kembali harga BBM pada 28 Maret lalu," ujar Analis First Asia Capital melalui siaran persnya, Senin, 6 April 2015.
Analis Indosurya Securities William Surya Widjaya optimistis IHSG bakal menguat karena masih membanjirnya capital inflow hingga penutupan perdagangan menjelang libur Paskah pekan lalu. Rilis data ekonomi (CADEV) yang diperkirakan masih stabil juga akan memperkuat besarnya capital inflow.
Pada pekan lalu IHSG terkoreksi di angka 5456,399. Perdagangan sebelum libur Paskah relatif sepi sehingga didominasi aksi ambil untung. Nilai transaksi di pasar reguler pun hanya mencapai Rp 4,4 triliun di bawah rata-rata harian pekan lalu yang mencapai Rp 5,3 triliun.
Saham yang dilanda aksi ambil untung pada akhir pekan lalu antara lain otomotif, perbankan, jasa konstruksi, manufaktur, dan perkebunan.
First Asia Capital mempertimbangkan saham pilihan pada perdagangan hari ini adalah: