100 Ribu ABK Disebut Senasib dengan 'Budak' Benjina  

Reporter

Rabu, 1 April 2015 22:00 WIB

Pekerja Thailand dan Burma duduk di dalam "kurungan" kecil dari sebuah perusahaan perikanan di Benjina, Indonesia, 22 November 2014. Pekerja ini dianggap akan melarikan diri, dan baru dilepaskan saat kembali bekerja ke laut. Para nelayan ini dibayar sedikit atau tidak sama sekali. AP/Dita Alangkara

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan ada sekitar 100 ribu anak buah kapal asal Kamboja, Myanmar, dan Thailand yang bernasib sama dengan anak buah kapal yang menjadi "budak" di PT Pusaka Benjina Resources di Aru, Maluku.

Di Benjina, kata Susi, ada 1.185 ABK asal Myanmar, Kamboja, dan Thailand yang bernasib tak jelas. Setiap tahun, sebanyak 20-30 ABK mati di Aru karena perlakuan tak layak. “Mereka menetap di sana seumur hidup," kata Susi saat memaparkan ihwal dugaan praktek perbudakan Benjina di depan Komisi Pertanian dan Perikanan DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 1 April 2015.

Seribuan ABK di Benjina itu, kata Susi, dipekerjakan secara tak manusiawi. Semuanya tidak memiliki dokumen resmi, sehingga tidak bisa keluar dari Kepulauan Aru. "Tapi aparat bilang di sana tak ada perbudakan. Kita semestinya tak bisa membantah lagi, dan kita minta maaf ke dunia karena tak bisa melihat selama ini," kata Susi.

Dugaan perbudakan Benjina diungkap Associated Press dalam laporan investigasinya pada 25 Maret 2015. Menurut Susi, AP melakukan investigasi selama setahun. Dia sempat bertemu dengan tim investigasi ini pada November 2014.

AP, kata Susi, menginvestigasi kapal-kapal Benjina menggunakan satelit. Kini area Benjina tak gampang diakses setelah muncul laporan dari AP. "Saya sudah minta operasionalisasi Pelabuhan Benjina disetop. Kemarin Pak Jonan (Menteri Perhubungan Ignasius Jonan) bilang bisa saja menutupnya, tapi perlu bukti," kata Susi.

Selain mempraktekkan perbudakan, kata Susi, kapal-kapal Benjina melanggar hukum karena menangkap ikan dengan trawl dan tak berdokumen sah.

KHAIRUL ANAM

Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

2 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

23 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

28 Februari 2024

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,

Baca Selengkapnya

Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

5 Februari 2024

Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

Nilai investasi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia pada 2023 mencapai Rp 9,56 triliun. Cina menjadi investor asing terbesar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

30 Januari 2024

Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

KKP telah menunjuk pengacara (lawyer) dalam penyelesaian kasus tersebut.

Baca Selengkapnya

Dibuat untuk Meningkatkan Keadilan Nelayan, Ini 5 Fakta Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia

18 Januari 2024

Dibuat untuk Meningkatkan Keadilan Nelayan, Ini 5 Fakta Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia

Aturan penangkapan ikan terukur terus dimatangkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Eropa Terpecah karena Houthi, Dugaan Suap ke Pejabat RI Diungkap

14 Januari 2024

Top 3 Dunia: Eropa Terpecah karena Houthi, Dugaan Suap ke Pejabat RI Diungkap

Top 3 dunia adalah Eropa terpecah dalam serangan Houthi Yaman, AS mengungkap dugaan suap ke pejabat RI, hingga kapal tanker gunakan kru Cina.

Baca Selengkapnya

Dugaan Suap Perusahaan Jerman, Ini Tanggapan Kementerian Kelautan

13 Januari 2024

Dugaan Suap Perusahaan Jerman, Ini Tanggapan Kementerian Kelautan

Pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diduga terima suap dari perusahaan asal Jerman. Ini tanggapan KKP.

Baca Selengkapnya

Wartawan Tempo Menang Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari

14 Desember 2023

Wartawan Tempo Menang Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari

Febriani, Wartawan Tempo juara pertama pada Kategori Cetak pada lomba Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari (AJSB) 2023.

Baca Selengkapnya