Peluang Ekspor Mebel Terbuka Lebar Saat Rupiah Keok

Reporter

Kamis, 26 Maret 2015 19:28 WIB

TEMPO/Cornila Desyana

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Timbul Raharjo menyatakan, sejak rupiah melemah, terjadi peningkatan permintaan produk dari luar negeri, khususnya dari India dan Turki. “Tapi pengaruhnya belum signifikan,” ujarnya kepada Tempo, Kamis, 26 Maret 2015.

Banyaknya permintaan dari India dan Turki merupakan hal baru. Sebab selama ini permintaan lebih banyak datang dari Korea Selatan. Belakangan pengiriman ke Negeri Ginseng mulai turun.

Menurut Timbul, kalangan perajin masih mengandalkan pasar ekspor tradisional, seperti Eropa, Amerika Utara, Cina, dan Australia. Namun pasar yang paling banyak menyerap adalah Eropa. "Permintaan ekspor (mebel dan kerajinan) naik 10-20 persen,” katanya.

Di antara barang yang cukup diminati pasar itu adalah mebel, kerajinan kayu, kerajinan daur ulang, dan kerajinan berbahan tanah, seperti gerabah. Khusus pasar Cina, kerajinan yang banyak terserap adalah barang berbahan kayu tebal, akar pohon, dan produk antik.

Dia memperkirakan pembengkakan permintaan pasar kerajinan dan mebel akan terasa signifikan jika pelemahan rupiah berlanjut hingga tiga bulan ke depan. Sebab, eksportir akan diuntungkan oleh biaya produksi yang tetap sama.

Kemiskidi, perajin barang kerajinan berbahan kayu di Dusun Kerebet, Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul, mengatakan belum ada kenaikan permintaan menyusul rendahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pemilik usaha Sanggar Peni itu memperkirakan sebagian distributor di luar negeri masih menunggu situasi fluktuasi mata uang rupiah. "Kalau baru sebulan, masih biasa saja efeknya," katanya.

Mayoritas pembeli luar negeri mulai menyerap barang kerajinan asal Indonesia apabila sudah meyakini rupiah melemah sampai tiga bulan ke depan. Sebab, jika importir membeli pada saat ini, mereka khawatir rupiah bakal menguat. “Harganya menjadi mahal dan merugikan,” kata Kemiskidi.

Dia mengatakan hingga kini tak menyasar pasar ekspor secara langsung. Semua hasil produksi kerajinannya ditempatkan di galeri Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Republik Indonesia (APIKRI). Oleh APIKRI, barang tersebut kemudian dipasarkan ke luar negeri.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM | LN. IDAYANIE


Berita terkait

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

3 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

5 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

5 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

6 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

52 hari lalu

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

59 hari lalu

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong agar ekspor daging sapi dan domba bersertifikasi halal dari Selandia Baru ke Indonesia bisa ditingkatkan.

Baca Selengkapnya

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

1 Februari 2024

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

Ganjar Pranowo berjanji akan menjadikan Sulut sebagai pintu keluar masuk ekspor-impor dari wilayah utara Indonesia.

Baca Selengkapnya