Rupiah Bakal Capai Ekuilibrium Baru di 13 Ribu  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Minggu, 15 Maret 2015 05:43 WIB

Ilustrasi rupiah. REUTERS/Supri

TEMPO.CO, Jakarta: Pelemahan nilai rupiah terhadap dolar bukan disebabkan krisis. Salah satu penyebab loyonya rupiah adalah karena fundamental ekonomi Indonesia yang buruk.

Ekonom Fauzi Ichsan mengatakan pelemahan nilai rupiah saat ini berbeda dengan situasi pada 1997 dan 2008. Saat itu pelemahan rupiah disebabkan karena faktor krisis, rupiah melemah dengan waktu yang relatif cepat. Saat krisis terlewati rupiah dengan cepat pula bergerak ke titik keseimbangannya.

"Saat ini pelemahan rupiah terjadi secara gradual tapi pasti," kata Fauzi sambil menunjukkan grafik volatilitas rupiah dalam kurun 20-an tahun di seminar Market Oulook 2015, Sabtu, 14 Maret 2015, di Djakarta Theater, Jakarta. "Pelemahan rupiah saat ini terjadi bukan karena krisis tapi karena faktor fundamental yang buruk."

Faktor fundamental yang dimaksud Fauzi adalah besarnya defisit transaksi berjalan yang dialami Indonesia. Nilai impor Indonesia jauh lebih besar ketimbang nilai ekspor. Ini yang membuat besarnya permintaan dolar di dalam negeri.

Fauzi memperkirakan, meskipun dalam jangka pendek rupiah bisa terus melemah hingga ke level 13.500, namun dalam jangka panjang di akhir tahun, nilai rupiah akan mencapai keseimbangan baru, yakni Rp 13 ribu per dolar Amerika Serikat.

Menurut Fauzi, ini bisa terjadi jika delapan paket kebijakan fiskal pemerintah berdampak positif di semester II 2015 dan Bank Indonesia melakukan moneter korektif untuk memperkuat kurs rupiah. Kebijakan BI itu adalah mengintervensi pasar valuta asing dengan melepas cadangan devisa Bank Indonesia secara besar-besaran.

AMIRULLAH

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya