Rupiah Keok, Bagaimana Importir Bersikap?

Reporter

Rabu, 11 Maret 2015 07:30 WIB

Uang pecahan dolar AS yang akan ditukar di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, 2 Februari 2015. Mata uang rupiah ditutup turun 0,11 persen di level Rp. 12.686 per dolar AS setelah sempat ditransaksikan di atas Rp. 12.700 per dolar AS. ANTARA FOTO/Wahyu Putro

TEMPO.CO, Jakarta - Terus menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah membuat importir merasa tidak tenang. Musababnya, dampak pelemahan rupiah menyebabkan ongkos operasional impor justru menguat dan melenceng dari asumsi batas pelemahan rupiah yang dianut para importir.

“Situasi ini bagi kami (importir) sudah tak nyaman,” ujar Direktur Eksekutif Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia Bambang S.N. ketika dihubungi, Selasa, 10 Maret 2015. Hal ini diperparah tak mudahnya kalkulasi kenaikan harga jual yang juga berpotensi menurunkan angka penjualan.

Intensitas fluktuasi nilai tukar rupiah yang tak menentu menyebabkan importir kesulitan membuat perencanaan keuangan dan operasional jangka panjang. “Kami harus siap terhadap pelemahan mata uang, tapi tak serentan seperti ini,” katanya.

Bambang mengatakan naiknya ongkos produksi dan logistik menjadi momok utama para importir. Dia mencontohkan, tarif ongkos kirim yang secara kasat mata tak mengalami kenaikan tarif. Tarif kargo, misalnya, senilai US$ 10 ribu sekali jalan sama dengan Rp 125 juta dengan kurs Rp 12.500. Jumlah tersebut akan menggemuk menjadi Rp 130 juta karena pelemahan rupiah mencapai Rp 13 ribu.

“Itu baru sisi ongkir, belum harga bahan pokok dan produksi yang tak jarang memakai dolar,” kata Bambang. Karena itu, para importir berharap pemerintah bisa memberikan kepastian ihwal nilai tukar rupiah ini.

Pada penutupan perdagangan sore tadi, rupiah kembali melemah dan menyentuh 13.059 per dolar AS. Terus melemahnya rupiah juga menyebabkan ketakutan di kalangan Asosiasi Maskapai Nasional yang mengasumsikan batas kurs Rp 13 ribu per dolar.

ANDI RUSLI

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya