Rupiah Terus Melemah, Ini yang Bisa Dilakukan

Reporter

Editor

Grace gandhi

Selasa, 10 Maret 2015 06:08 WIB

Ilustrasi mata uang dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada perdagangan di pasar uang kemarin, nilai tukar rupiah kemarin berakhir suram di level 13.050 per dolar Amerika Serikat.

Lindawati Susanto menyarankan korporasi menambah aset-aset berdenominasi dolar guna menyiasati kondisi pelemahan rupiah. Sebab, agar resiko kerugian kurs dapat semakin diminimalisir, korporasi tak cukup bila hanya sekedar melakukan investasi lindung nilai (hedging). “Saat ini, hedging saja kurang strategis,” kata Lindawati.

Terlebih, menurut Lindawati, aktivitas hedging dinilai sebagian investor kurang menguntungkan. Rupiah yang diyakini masih berpotensi menguat, membuat investor merasa bakal mengalami kerugian, bila melakukan hedging dalam waktu dekat. “Rugi, karena semestinya likuiditas bisa digunakan untuk menambah operasional perusahaan sementara waktu,” ujar dia.

Lindawati mengatakan korporasi boleh memilih mekanisme konvensional atau modern dalam upaya peningkatan kepemilikan aset bernilai dolar. Pasalnya, mekanisme tersebut sebenarnya bergantung dengan likuiditas keuangan masing-masing korporat. “Bisa membuka deposito dalam nominal dolar atau membeli langsung mata uang dolar, disesuaikan dengan likuiditas perusahaan,” sambung Lindawati.

Tentu saja, menurut Lindawati, kepemilikan aset bernilai valuta asing bukan hal yang baru. Dalam Peraturan Bank Indonesia No. 16/20/PBI/2014 dijelaskan bahwa perusahaan non-bank yang memiliki utang luar negeri wajib menyediakan rasio likuiditas minimum paling rendah sebesar 50 persen (setelah 2015, rasio likuiditas dinaikkan menjadi 70 persen).

Hal itu dimaksudkan untuk mencegah penurunan kapasitas pembayaran perusahan saat nilai tukar rupiah mengalami pelemahan. Bila hal tersebut tidak dipenuhi, maka sanksi dari Bank Indonesia pun menunggu korporasi bersangkutan.

MEGEL JEKSON (PDAT)

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya