BI: Pelemahan Rupiah Tak Perlu Dikhawatirkan

Reporter

Kamis, 5 Maret 2015 13:52 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Rupiah Indonesia pada 15 Desember merosot ke tingkat terendah terhadap dolar sejak krisis keuangan Asia 16 tahun yang lalu, karena pasar negara berkembang terpukul seiring kemajuan perbaikan ekonomi Amerika Serikat. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan masyarakat tak perlu mengkhawatirkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Soalnya, kondisi itu tidak terlalu berdampak kepada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun ini, terutama dari sisi pembiayaan.

"Sistem APBN kita kan sudah berubah sejak awal tahun lalu. Bahan bakar minyak sudah tak lagi disubsidi. Jadi ketika dolar naik, nilai impornya tak akan ikut membengkak," kata Mirza di Jakarta, Kamis, 5 Maret 2015.

Mirza menjelaskan pada era sebelumnya salah satu komponen terbesar dalam anggaran negara adalah biaya impor BBM untuk subsidi. Dengan demikian, saat kurs dolar menguat, impor BBM akan lebih mahal dan pemerintah harus mensubsidi lebih mahal juga sehingga mempengaruhi APBN. "Sekarang Premium sudah tidak terlalu berdampak negatif pada APBN. Bahkan, sebenarnya penerimaan minyak kita jadi meningkat."

Kecilnya dampak pelemahan dolar terhadap anggaran negara itu, menurut Mirza, membuat sentimen pasar saham dan obligasi tak terlalu berpengaruh. "Pelaku pasar sudah lebih mengerti dan tak terlalu khawatir dengan beban subsidi BBM. Inilah yang harus lebih dipahami masyarakat," ujarnya.

Pada kurs transaksi di Bank Indonesia Rabu, 4 Maret 2015, kurs jual dolar AS mencapai Rp 13.028. Sementara hari ini, kurs jual dolar sudah menyentuh angka Rp 13.087. Di pasar, kurs tengah pada hari ini mencapai Rp 13.015.

PRAGA UTAMA

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya