Pekerja menata tabung gas 3kg yang baru datang di agen gas kawasan Mampang, Jakarta, 15 Januari 2015. Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang menuturkan 20 persen pengguna elpiji 12 kg beralih ke tabung gas melon karena harga yang cukup jauh menjadi penyebabnya. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengadakan operasi pasar gas elpiji bersubsidi kemasan 3 kilogram untuk terakhir kalinya. Sejak dilakukan pada 25 Februari 2015, operasi untuk menggelontorkan 2,6 juta tabung gas di seluruh Indonesia ini kurang mendapatkan respons.
"Jika penyerapan rendah, operasi mulai besok kami hentikan," kata Manajer Pemberitaan Pertamina Adiyatma Sardjito, Kamis, 5 Maret 2015.
Adiyatma mengatakan operasi pasar ini sudah dilakukan lima kali dalam rentang waktu 25 Februari hingga 5 Maret 2015. Setiap kali menggelar operasi, pemerintah menggelontorkan 1.600 metrik ton elpiji atau sekitar 520 ribu tabung di seluruh Indonesia
Penyaluran dilakukan perseroan langsung ke agen-agen gas Pertamina. Setiap agen menerima 560 tabung gas. Namun, kata Adiyatma, barang yang laku cuma dua atau tiga tabung saja.
Padahal, kata Adiyatma, tolok ukur keberhasilan operasi ini adalah penyerapan masyarakat hingga melebihi 40 persen. Namun, dia mengakui hingga sekarang volume pembelian masih di bawah ambang batas tersebut. "Kami akan mengevaluasi penyaluran operasi pasar hari ini," kata dia.
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
27 Februari 2024
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.