Janet Yellen berada di posisi kedua daftar perempuan paling berpengaruh di dunia versi Forbes. Janet adalah wanita pertama yang mengepalai bank sentral paling berpengaruk di dunia, Federal Reserve. REUTERS/Jonathan Ernst
TEMPO.CO, Washington - Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) Janet Yellen mengisyaratkan akan bersikap fleksibel dalam penentuan suku bunga acuan (Fed Rate). Bank sentral, kata dia, tidak akan terpaku pada tenggat waktu dalam menetapkan kebijakan suku bunga.
Menurut Yellen, banyak pertimbangkan yang membuat bank sentral tidak bisa segera memutuskan menaikkan suku bunga, setidaknya hingga Juni mendatang. Meskipun perekonomian makin membaik, pasar tenaga kerja masih menunjukkan siklus melemah. Begitu pula inflasi yang terus menurun. “Masih banyak warga Amerika yang menganggur atau setengah menganggur,” kata Yellen dalam testimoni di depan Kongres di Washington kemarin, seperti dilansir dari BBC News.
Ia berujar, dalam penentuan suku bunga The Fed juga mempertimbangkan faktor eksternal, terutama perkembangan perekonomian global. Bank sentral mencermati perlambatan pertumbuhan ekonomi di Cina dan resesi di Zona Eropa. “Upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Zona Eropa dan penurunan harga minyak akan berdampak positif terhadap perekonomian Amerika Serikat.”
Namun Yellen tetap optimistis pertumbuhan pasar tenaga kerja akan membaik seiring perbaikan perekonomian nasional. Dalam jangka menengah, inflasi juga diharapkan akan kembali ke siklus normal. “Normalisasi kebijakan moneter masih di dalam jalur (on track) setelah Fed menahan suku bunga di tingkat nol persen selama lebih dari enam tahun,” katanya.
Rupiah Melemah ke Level Rp 15.571 per Dolar AS, Menko Airlangga Ungkap Penyebabnya
3 Oktober 2023
Rupiah Melemah ke Level Rp 15.571 per Dolar AS, Menko Airlangga Ungkap Penyebabnya
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini diakibatkan semakin menguatnya perekonomian negara Paman Sam tersebut.