EKSKLUSIF: Kapal Thailand Sering Diperas Aparat Indonesia  

Reporter

Selasa, 24 Februari 2015 07:30 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti (kiri), berbincang dengan Panglima Armada RI Wilayah Barat, Laksamana Muda TNI Widodo (kanan), dan Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Barat, Laksma TNI Abdul Rasyid (tengah), di atas KRI Barakuda-633, saat peledakan kapal nelayan asal Thailand di Selat Dempo, Kepri, 9 Februari 2015. ANTARA/Joko Sulistyo

TEMPO.CO,Songkhla-Kapal eks asing yang selama ini mencari ikan di laut Indonesia dulu kerap diperas oleh para penegak hukum. Modusnya, mereka didatangi di tengah laut kemudian mempermasalahkan dokumen kapal. Kapal - kapal itu selama ini memang kerap menggunakan izin bodong.



“Sering sekali kapal - kapal nelayan Thailand harus membayar suap kepada aparat Indonesia,” kata Ketua Asosiasi Perikanan Provinsi Songkhla, Thailand, Praporn Ekouru, kepada Tempo pada 27 Januari lalu di Songkhla. Jumlah pungutan itu, katanya, bisa sangat banyak apalagi ditangkap dan diseret ke dermaga. “Satu kapal bisa habis 1 juta Baht (Rp 385 juta),” katanya lewat penerjemah dari Konsulat Jenderal Indonesia di Songkhla.



Persoalan pungutan liar ini, katanya, sangat membebani nelayan – nelayan Thailand.Keuntungan penjualan ikan bisa berkurang hingga 70 persen. Bukan hanya nelayan Thailand yang rugi. Menurutnya, para anak buah kapal yang berasal dari Indonesia serta pengusaha ikan Indonesia juga terkena imbas kerugian karena pendapatan mereka terpotong untuk membayar pungutan itu.


Advertising
Advertising


Ekouru mengatakan pelakunya biasanya itu - itu saja. Mereka adalah TNI Angkatan Laut dan petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Cara membayar pungutan itu bisa bermacam - macam. Ada yang langsung bayar di laut ada juga lewat makelar yang sudah ditentukan para aparat. “Kepada orang -orang itu kemudian kami menebus kapal,” kata pria yang juga duduk sebagai anggota legislatif Provinsi Songkhla ini.



Cerita Ekouru hampir mirip dengan keluhan para nelayan dan nakhoda asal Indonesia yang ditemui Tempo di sekitar Tual, Benjina, serta Merauke akhir Januari lalu. Saat melaut, juragan kapal bahkan sudah menyiapkan uang Rp 300 juta kepada Nakhoda. Uang itu digunakan untuk berjaga – jaga bila kemi diperas di tengah laut. Harga itu masih lebih murah bila kapal mereka ditahan dan hasil lautnya disita. Untuk satu kapal berukuran sekitar 200 grose tones beserta alat tangkapnya bernilai minimal Rp 1 miliar.



Menteri Susi Pudjiastuti tak menyangkal bahwa sebelumnya banyak petugas di laut yang nakal. Mereka kerap menangkap kapal – kapal ikan yang tak memiliki dokumen lengkap, diperas, kemudian dilepas. Ia kini menjamin praktik seperti itu tidak akan terjadi lagi. “Antara TNI, polisi dan KKP sudah ada kerjasama dan saling mengawasi,” katanya Jumat dua pekan lalu.



Pemerasan ini dibantah oleh TNI Angkatan Laut. Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Manahan Simorangkir lewat pesan singkatnya dua pekan lalu mengatakan tidak ada sogokan dari nelayan kepada jajarannya. “Untuk apa tentara minta duit ke mereka?” katanya. “Mungkin itu oknum yang mengaku sebagai tentara,” ujarnya.



TIM INVESTIGASI TEMPO

Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

2 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

23 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

37 hari lalu

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

37 hari lalu

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

37 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

28 Februari 2024

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,

Baca Selengkapnya

Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

18 Februari 2024

Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

Berita terkini bisnis pada siang ini dimulai dari Susi Pudjiastuti yang mengingatkan soal program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

18 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

Melalui kicauannya di media sosial X, Susi Pudjiastuti mengaku lebih setuju subsidi BBM dialihkan untuk makan siang gratis anak-anak di sekolah.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

8 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menolak keras rencana pemerintah membuka kembali keran ekspor benih lobster atau benur.

Baca Selengkapnya