Panja DPR Telusuri Obat Bius Kalbe Farma

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 21 Februari 2015 05:19 WIB

Pius Lustrilanang. dok TEMPO/Arie Basuki

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Kesehatan DPR melakukan kunjungan ke lokasi pabrik PT Kalbe Farma terkait dengan kasus meninggalnya dua pasien di Rumah Sakit Siloam Tangerang setelah diberi obat bius dari perusahaan obat itu.

"Kunjungan ini berkaitan dengan panja pengawasan yang baru kami bentuk," kata Wakil Ketua Komisi Kesehatan Pius Lustrilanang saat dihubungi, Jumat, 20 Februari 2015.

Bersama para anggota Komisi Kesehatan lain, Pius mendapat penjelasan tentang proses pembuatan obat, cara pengemasan obat, khususnya obat bius yang diduga bermasalah. Pius diperlihatkan ampul obat bius (Buvanest Spinal) dan obat untuk mengatasi perdarahan (Asam Tranexamat) yang sama persis. "Labelnya saja yang berbeda," kata Pius.

Selain mirip, kata Pius, kedua obat itu juga ada di dalam ruang operasi. "Jadi kami masih mencari tahu apakah kesalahan ada di ruang operasi atau di pabriknya," kata Pius.

Saat kunjungan itu, politikus Partai Gerindra ini juga sudah melihat bahwa mesin di sektor enam yang memproduksi asam Tranexamat dan Buvanest Spinal disegel oleh Badan Pengendalian Obat dan Makanan. "Mesin itu saat ini tidak digunakan."

Pius menilai prosedur produksi obat itu sudah benar. Namun obat yang dipermasalahkan dalam kasus yang terjadi di Rumah Sakit Siloam itu diproduksi beberapa bulan lalu. "Kita tidak tahu cara produksi dulu benar atau tidak."

Kunjungannya itu diharapkan bisa memberikan pemahaman lebih kepada para anggota DPR tentang kasus yang mengakibatkan kematian dua pasien itu. Walau sedang mencari titik kesalahan kasus ini, Pius mengatakan pihaknya masih belum bisa memberikan kesimpulan. "Kami tidak tahu apa obatnya tertukar di pabrik atau tertukar di ruang operasi. Kedua kemungkinan bisa terjadi."

DPR sudah membentuk panja berkaitan dengan kasus ini. DPR, kata Pius, berjanji mencari tahu lebih dalam mengenai masalah ini.

Sebelumnya, kasus obat suntik produksi PT Kalbe Farma bermula dari meninggalnya dua pasien Rumah Sakit Siloam Tangerang pada Jumat pekan lalu. Keduanya tewas setelah disuntik obat bius Buvanest Spinal. Belakangan diketahui bahwa obat itu bukan Buvanest, melainkan obat dengan kandungan asam Tranexamat.

Selain berkunjung ke pabrik pembuatan PT Kalbe Farma, Komisi Kesehatan juga mendatangi RS Siloam Tangerang pada hari ini.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Buruan, Daftar Lowongan Kerja BUMN hingga Swasta Tenggat Awal September Ini

1 September 2023

Buruan, Daftar Lowongan Kerja BUMN hingga Swasta Tenggat Awal September Ini

Apakah Anda pencari kerja? Berikut daftar lowongan kerja yang dibuka hingga tenggat awal September 2023.

Baca Selengkapnya

Kalbe Farma Targetkan Penjualan Bersih Tumbuh hingga 15 Persen Tahun Ini

12 April 2023

Kalbe Farma Targetkan Penjualan Bersih Tumbuh hingga 15 Persen Tahun Ini

PT Kalbe Farma Tbk. mempertahankan rasio pembagian dividen di angka 45 hingga 55 persen pada tahun 2023.

Baca Selengkapnya

IHSG Hari Ini Berpeluang Menguat Mendekati Level 7.000

18 Oktober 2022

IHSG Hari Ini Berpeluang Menguat Mendekati Level 7.000

IHSG berpotensi bergerak mengikuti penguatan hari kemarin yang ditutup di zona hijau di level 6.831,12.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Pantau Utang Amerika, Lowongan Kerja Kalbe Farma

29 September 2021

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Pantau Utang Amerika, Lowongan Kerja Kalbe Farma

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terus memantau pembahasan soal kebijakan kenaikan batas utang yang sedang berlangsung di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Puan Maharani Minta Polri Tindak Tegas Mafia Obat Covid-19

1 Agustus 2021

Puan Maharani Minta Polri Tindak Tegas Mafia Obat Covid-19

Puan Maharani mengutuk praktik mafia obat, terlebih untuk obat terapi Covid-19. Meminta mereka ditindak tegas.

Baca Selengkapnya

Bantah Terawan, YLKI Sebut Harga Obat Mahal karena Mafia Impor

27 November 2019

Bantah Terawan, YLKI Sebut Harga Obat Mahal karena Mafia Impor

YLKI menilai rencana Menkes Terawan Agus Putranto untuk mengambil alih perizinan obat tidak bakal mampu menurunkan harga obat.

Baca Selengkapnya

Kalbe Diduga Beri Pelicin Dokter, Direktur: Saya Tak Mengerti

11 November 2019

Kalbe Diduga Beri Pelicin Dokter, Direktur: Saya Tak Mengerti

Menurut Bernadus, transfer uang oleh medrep kepada dokter mungkin dilakukan atas berbagai alasan, termasuk motif pribadi.

Baca Selengkapnya

Kalbe Farma Diduga Beri Uang Pelicin untuk Dokter

11 November 2019

Kalbe Farma Diduga Beri Uang Pelicin untuk Dokter

Christian membuka hampir 700 halaman dokumen bukti pengiriman komisi kepada puluhan dokter di hampir semua rumah sakit di Jakarta sejak 2010-2019.

Baca Selengkapnya

KJSA 2019 Lahirkan Bibit Peneliti Muda Indonesia Berbasis Digital

30 Oktober 2019

KJSA 2019 Lahirkan Bibit Peneliti Muda Indonesia Berbasis Digital

Karya sains peneliti cilik pemenang Kalbe Junior Scientist Award 2019 tak hanya inovatif, tapi mampu memberi pemecahan masalah melalui solusi berbasis digital.

Baca Selengkapnya

Kejutan 10 Finalis KJSA 2019

18 Oktober 2019

Kejutan 10 Finalis KJSA 2019

KJSA Goes Digital secara tidak terduga menghadirkan sejumlah karya digital yang unik dan menarik.

Baca Selengkapnya