TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, 18 Februari 2015, bergerak melemah sebesar 29 poin menjadi Rp 12.790 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.761 per dolar AS.
Namun, ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, mengatakan bahwa mata uang rupiah masih bergerak relatif stabil menyusul aksi Bank Indonesia yang memangkas tingkat suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 7,5 persen.
"Walaupun tekanan penguatan dolar masih terasa di Asia, namun masih dalam kisaran yang stabil," katanya.
Rangga menambahkan bahwa pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Selasa kemarin, BI tidak menyebutkan sama sekali soal kewaspadaan terhadap kebijakan pengetatan likuiditas oleh Bank Sentral AS (The Fed).
"BI justru optimistis kebijakan pelonggaran likuiditas oleh Bank Sentral Eropa (ECB) akan memberikan dampak positif untuk perekonomian Indonesia. Kami juga memperkirakan BI akan kembali memangkas BI Rate pada tahun ini," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, menambahkan bahwa kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan BI Rate dapat mendorong konsumsi di dalam negeri meningkat, sehingga dapat menopang perekonomian Indonesia, yang pada gilirannya akan membuat rupiah terangkat terhadap dolar AS.
"Ke depan, ruang penguatan rupiah masih terbuka lebar seiring dengan ekspektasi perekonomian domestik yang masih kuat," katanya.
Meski BI Rate turun, menurut dia, tidak memudarkan minat investor asing untuk tetap masuk ke Indonesia, karena imbal hasil investasi yang ditawarkan masih cukup kompetitif dengan negara tetangga di kawasan ASEAN.
"Mungkin dalam jangka pendek akan ada penyesuaian dari investor asing, tetapi akan kembali normal dengan kecenderungan peningkatan 'capital inflow'," katanya.
ANTARA
Berita terkait
Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
1 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
2 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
2 hari lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
3 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
3 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
3 hari lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca SelengkapnyaBI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
4 hari lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
5 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaEkonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025
6 hari lalu
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.
Baca SelengkapnyaZulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi
7 hari lalu
Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.
Baca Selengkapnya