Tanpa Musiman, Perajin Batu Akik Juga Bisa Sukses  

Reporter

Rabu, 18 Februari 2015 03:14 WIB

Seorang peserta pameran menunjukkan sejumlah cincin batu akik dalam pameran di Tangerang, Banten, 6 November 2014. Pameran tersebut dikuti ratusan pencinta batu dari berbagai daerah di Indonesia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO , Pacitan:Suparjianto, 46 tahun, adalah satu diantara perajin di sentra batu akik di Pacitan, Jawa Timur. Pemilik sertifikat dari Asian Institute Gemological—institut swasta yang membuka kesempatan untuk mempelajari batuan permata di Bangkok, Thailand--itu kini memiliki toko kedua di muka lokasi wisata Goa Tabuhan.

Suparjianto memang piawai menilai dan mengolah jenis batuan alam. Tapi rezekinya banyak mengalir bukan dari produksi cincin batu akik sebanyak-banyaknya seperti yang saat ini sedang jamak terjadi diantara para perajin karena memenuhi permintaan yang juga meningkat.

“Saya lebih fokus membuat asesoris mebel dan produksi setiap bulannya sebanyak enam ribu biji,” ujar Suparjianto ketika ditemui di tokonya yang ada di Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Selasa 17 Februari 2015.

Asesoris seperti tarikan laci itu dibuatnya dari batuan yang cadangannya di alam dianggapnya masih berlimpah. Meski tak se-istimewa apabila dibuatnya dari batuan jenis kalsedon, misalnya, toh produknya diklaim telah mampu menembus pasar Prancis dan Amerika Serikat lewat pengusaha asal Bali.

Dengan bahan baku yang sama Suparjianto juga memproduksi perhiasan seperti bros, kalung dan gelang. Untuk usahanya ini dia dibantu sejumlah pekerja, pria dan perempuan. “Semua ini hasil dari usaha batu,” katanya.

Sekalipun permintaan untuk produksi batu akik jenis kalsedon dan cincinnya kian meningkat belakangan ini, Suparjianto bergeming. Di Pacitan, batu akik jenis kalsedon menjadi primadona dan banyak pelanggan dari berbagai daerah datang untuk memburu atau meminta jasa pengolahannya.

Suparjianto sendiri hanya akan mengolah apabila ciri batu itu memiliki kristalisasi jernih, transparan, dan terdapat gelumbung yang menyerupai punggung kura-kura. Di luar itu dia menolak. “Karena Kalsedon sudah langka,” katanya.
.
Menurut dia, kalsedon banyak ditemukan di Sungai Kladen dan Kali Pucung, wilayah Kecamatan Punung pada era 1980-1990. Setelah masa itu, batu alam jenis tersebut mulai sulit didapatkan karena sudah banyak diambil oleh warga untuk dijadikan batu akik.

Karena itu, ia memilih tidak ikut-ikutan memproduksi akik dalam jumlah banyak. Suparjianto bersikukuh mengolah batu alam jenis fosil kayu, agate, jesper atau jenis lainnya untuk membuat beragam asesoris dan perhiasan yang juga lebih tahan terhadap pengaruh tren musiman.

NOFIKA DIAN NUGROHO

Berita terkait

Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

16 Februari 2024

Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

Adhy menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang berakhir masa jabatannya pada 13 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Entrepreneur Baru Perlu Inovasi Teknologi, Teten: Tidak Lagi Keripik, Batik, Akik, Kosmetik

11 Agustus 2023

Entrepreneur Baru Perlu Inovasi Teknologi, Teten: Tidak Lagi Keripik, Batik, Akik, Kosmetik

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan entrepreneur baru harus lebih inovatif dan melahirkan sesuatu baru.

Baca Selengkapnya

Meski Sudah Tak Tren Lagi, 3 Sentra Batu Akik di Indonesia Masih Hidup

18 Juli 2023

Meski Sudah Tak Tren Lagi, 3 Sentra Batu Akik di Indonesia Masih Hidup

Batu akik sempat menjadi tren di Indonesia pada 2015. Berikut beberapa sentra batu akik yang masih berjualan hingga saat ini.

Baca Selengkapnya

Sebelum Lato-lato, Indonesia Pernah Demam Gelombang Cinta, Batu Akik hingga Janda Bolong

25 Januari 2023

Sebelum Lato-lato, Indonesia Pernah Demam Gelombang Cinta, Batu Akik hingga Janda Bolong

Hari ini, Indonesia sedang mengalami demam lato-lato, sebelumnya pernah dilanda demam gelombang cinta, batu akik hingga janda bolong.

Baca Selengkapnya

Pemprov Jatim Santuni Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Rp 10 Juta

2 Oktober 2022

Pemprov Jatim Santuni Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Rp 10 Juta

Gubernur Jawa Timur Khofifah mengatakan pemerintah akan bertanggung jawab atas biaya perawatan dan pengobatan korban Tragedi Kanjuruhan.

Baca Selengkapnya

Ingat Zaman Demam Batu Akik, Ini 5 Jenis Batu Cincin yang Masih Dicari

30 Agustus 2022

Ingat Zaman Demam Batu Akik, Ini 5 Jenis Batu Cincin yang Masih Dicari

Demam batu akik pernah melanda Indonesia pada 2015 silam. Ada banyak ragam batu akik, yaitu Bacan, Zamrud, Topas, Kalimaya, dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Jawaban Pemprov Jawa Timur Soal Saldo Pemda Nganggur di Bank Paling Banyak

3 Mei 2022

Jawaban Pemprov Jawa Timur Soal Saldo Pemda Nganggur di Bank Paling Banyak

Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa dana Pemerintah Daerah Jawa Timur di perbankan memiliki saldo tertinggi per Maret 2022.

Baca Selengkapnya

Sidang Bansos Covid-19: Pejabat Kemensos Akui Terima Sepeda Brompton

10 Mei 2021

Sidang Bansos Covid-19: Pejabat Kemensos Akui Terima Sepeda Brompton

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial membantah menerima Rp 1 miliar dari terdakwa kasus suap bansos Covid-19.

Baca Selengkapnya

Fosil Gajah Purba Hampir Digosok Dijadikan Batu Akik

17 Januari 2020

Fosil Gajah Purba Hampir Digosok Dijadikan Batu Akik

Warga tidak menyadari batuan yang mereka temukan adalah fosil gajah purba. Ada fosil tulang dijadikan tungku buat memasak.

Baca Selengkapnya

Vlog Perdana Ahok: Akik Menyala Temani di Bui

25 Januari 2019

Vlog Perdana Ahok: Akik Menyala Temani di Bui

Ahok mengunggah video blog atau Vlog pertamanya di YouTube.

Baca Selengkapnya