Yunani Tolak Bantuan Eropa, Rupiah Kritis  

Kamis, 12 Februari 2015 13:43 WIB

Uang pecahan dolar AS yang akan ditukar di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, 2 Februari 2015. Mata uang rupiah ditutup turun 0,11 persen di level Rp. 12.686 per dolar AS setelah sempat ditransaksikan di atas Rp. 12.700 per dolar AS. ANTARA FOTO/Wahyu Putro

TEMPO.CO, Jakarta - Kegagalan negosiasi Yunani membuat mata uang euro dan mata uang Asia cenderung melemah terhadap dolar, termasuk rupiah.

Hingga pukul 13.00 WIB hari ini, 12 Februari 2015, rupiah anjlok 130 poin (1,02 persen) ke posisi 12.852 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini merupakan rekor terendah rupiah sejak Januari hingga sekarang.

Ekonom PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan pengambil kebijakan di Uni Eropa gagal mencapai kesepakatan untuk melanjutkan dana talangan ke Yunani karena negara tersebut tetap menolak persyaratan yang diajukan Uni Eropa. "Situasi ini membuat mata uang euro melemah tajam terhadap dolar kemarin."

Yunani menyampaikan empat proposal dalam pertemuan Eurogroup kemarin, di antaranya rencana menerbitkan utang tambahan senilai 8 miliar euro. Yunani juga meminta pencairan dana sebesar 1,9 miliar euro dari keuntungan Bank Sentral Eropa (ECB) memegang surat utang pemerintah Yunani.

Menurut Lana, koreksi mata uang Eropa menjadi pemicu pelemahan mata uang pasar berkembang pagi ini. Apalagi, saat yang sama, harga minyak mentah WTI kembali turun di bawah US$ 50 per barel. "Rupiah kemungkinan masih akan melemah, kecuali ada penjagaan dari BI."

Euro melemah 0,23 persen ke kisaran US$ 1,1310 atau level terendah dalam dua pekan terakhir. Sementara itu, pound sterling turut melemah menjadi US$ 1,5221.

Dari regional, rupee India melemah 0,22 persen, baht melemah 0,22 persen, won melemah 1,20 persen, peso Filipina merosot 0,21 persen, dan dolar Singapura merosot 0,15 persen.

PDAT | M. AZHAR

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

8 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

1 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya